digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

The Korean Company (TKC) adalah perusahaan dari Korea Selatan yang bergerak dibidang pembuatan mesin PVD coating dan teknologinya. Didirikan pada tahun di 1998 dengan fokus pada penyediaan solusi menyeluruh pelapisan keras terhadap permukaan berbahan baja. Ekspektasi pertumbuhan bisnis perusahaan ini sangat menantang dalam 5 tahun kedepan namun perkembangan industri automotive di Korea Selatan mengalami stagnasi dalam 4 tahun belakangan ini. Oleh karena itu perusahaan perlu menetapkan strategi bisnis yang mampu mendukung keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, dan untuk memenuhi atau melampaui harapan dalam mengembangkan bisnis sampai ke wilayah Asia Tenggara. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi rencana bisnis di Indonesia, merumuskan opsi terbaik bagi TKC untuk merealisasikan rencana bisnis dengan investasi terbatas, dan strategi untuk memenangkan persaingan pada market automotive serta menganalisa peluang di market non-automotive. Berdasarkan wawancara dengan perwalian perusahaan TKC dan penanam modal, disimpulkan bahwa strategi kanvas awal yang dirancang tidak sesuai untuk pertumbuhan TKC di masa depan. Strateginya adalah menjual di bawah harga pasar untuk memenangkan persaingan. Dengan menggunakan formulasi Blue Ocean Strategy Shift, perusahaan kini memiliki kanvas strategi terbarukan, strategi bebas pesaing dengan inovasi nilai adalah solusi yang tepat bagi TKC untuk mengungguli persaingan di pasar dan menjadi pelopor pelapisan berbasis karbon. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Indonesia merupakan pasar potensial yang besar untuk berinvestasi. Pasar otomotif masih menjadi salah satu target pasar, namun strategi Samudra Biru merekomendasikan memasuki pasar non-otomotif karena peluangnya tinggi. Menghadirkan teknologi berbasis karbon untuk memenuhi permintaan coating pada aplikasi permesinan berbasis nonferrous, dan mendapatkan sertifikasi dari Food & Drugs Association (FDA) sebagai persyaratan untuk masuk ke market produsen makanan, minuman dan kemasan. Sebagai kelanjutan dari penelitia