digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengembangan penambangan batubara tambang terbuka tidak terlepas dari proses persiapan konstruksi sipil di wilayah pertambangan. Apalagi jika pembangunan itu penting untuk perluasan tambang yang akan menghasilkan jutaan ton batu bara setiap tahun. Jalan angkut batubara, fasilitas kolam sedimen, pengalihan jalan nasional, pengalihan sungai, terowongan mikro, pembangunan jalan layang adalah pekerjaan utama yang akan disiapkan untuk mendukung tahap ini. Sejumlah besar uang akan dialokasikan untuk kesiapan penganggaran modal. Selain itu, dalam menjalankan usaha permodalan ini akan diberikan alternatif keputusan dalam strategi pemanfaatan aset. Pilihannya adalah membeli peralatan sendiri, menyewa atau menggunakan kontraktor untuk menyelesaikanya. Tidak semua perusahaan pertambangan batubara mempekerjakan kontraktor dalam kegiatan operasionalnya. Pertama, organisasi ini merupakan pionir di awal penambangan batu bara di mana tidak ada pesaing saat itu. Kedua, mereka memiliki aset pekerja dan peralatan yang memadai. Dibandingkan dengan modal lainnya, alat berat merupakan faktor dasar dalam pengembangan dari industri pertambangan, di mana itu bisa menjadi investasi modal jangka panjang terbesar bagi banyak organisasi. Kajian ini bermaksud untuk menganalisa proses penganggaran modal dan memutuskan alternatif mana yang lebih efisien antara membeli alat berat, menyewa, atau mempekerjakan kontraktor. Hasil studi dari PT Indonesia Mining, opsi sewa menjadi opsi paling efisien dibandingkan membeli alat sendiri atau menyewa kontraktor.