digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan peralatan pengolahan yang semakin tua, PT Badak NGL harus tetap dapat mempertahankan operasinya pada tingkat yang paling efisien untuk menghasilkan LNG dengan harga yang kompetitif dalam situasi pasar saat ini. Salah satu kunci untuk mencapai keunggulan dalam pengoperasian kilang LNG adalah menjaga integritas peralatan statik. Dari data peralatan statik yang dikumpulkan, steam trap memiliki tingkat kegagalan yang paling tinggi dibandingkan dengan peralatan lain seperti bejana tekan, pipa, dan tangki. Steam trap adalah kerangan yang bekerja secara otomatis yang memungkinkan kondensat uap dan gas yang tidak dapat terkondensasi melewatinya tanpa melepaskan uap yang masih dapat terpakai. Steam trap mencegah kondensat uap untuk terbawa bersama aliran uap dan mencegah erosi pada peralatan. Steam trap adalah salah satu elemen penting dalam sistem uap di kilang LNG. Dengan tingkat kegagalan steam trap sebesar 42,7%, PT Badak NGL mengalami kehilangan uap sebesar 32.004 ton per tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih jauh potensi masalah yang terkait dengan steam trap, tidak hanya dari segi integritas dan operasional tetapi juga dari aspek pemeliharaan. Selanjutnya dilakukan pembahasan secara komprehensif untuk menentukan strategi yang paling efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut, terutama untuk menjaga integritas steam trap guna mendukung operasi sistem uap yang lebih baik. Situational appraisal berdasarkan kerangka Kepner-Tregoe digunakan untuk mengkaji permasalah di awal pembahasan. Dilanjutkan dengan melakukan problem analysis dan potential problem analysis. Decisision analysis juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode SMART, Value Focused Thinking, dan AHP. Tiga isu utama yang dicurigai menjadi akar penyebab permasalahan dapat ditemukan dari analisa yang dilakukan. Akar penyebab permasalahan tersebut adalah waktu tunggu perbaikan yang panjang, interval inspeksi yang lama, dan ukuran steam trap yang tidak tepat. Kemudian, decision analysis dilakukan dengan konteks keputusan tentang strategi melakukan kegiatan perbaikan steam trap yang efektif, termasuk mengatasi kesalahan ukuran steam trap dan keputusan strategi untuk mencapai kegiatan inspeksi steam trap yang efektif. Alternatif solusi dirumuskan untuk setiap konteks keputusan. Terdapat dua strategi yang diusulkan berdasarkan analisa yaitu mengoptimalkan strategi perbaikan yang saat ini telah diterapkan dengan memperbaiki inventori dan sistem komunikasi serta melakukan inspeksi steam trap dengan interval waktu yang lebih singkat.