PT Badak Natural Gas Liquefaction (NGL) adalah perusahaan minyak dan gas yang
berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur. Pertama kali didirikan pada tahun 1977, PT Badak
NGL memiliki pengalaman lebih dari 43 tahun dalam pencairan gas alam yang diproduksi
oleh Production Sharing Contractors (PSC) di wilayah Kalimantan Timur. Sejak tahun 2001,
pasokan gas bumi terus menurun dan memaksa PT Badak NGL untuk mengurangi operasional
Train dari 8 Train menjadi 2 Train. Menghadapi tantangan tersebut, manajemen PT Badak
NGL memutuskan untuk mengubah perusahaan dari cost center menjadi profit company.
Transformasi ini dilakukan dengan meningkatkan portofolio bisnis saat ini dengan portofolio
bisnis baru, seperti: Regasification Plant, Small Scale LNG Terminal, LNG/LPG Bunkering,
dan Commercial Services. Penilaian risiko akan membantu Manajemen PT Badak NGL dalam
mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengelola risiko yang dapat terjadi dalam bisnis baru
mereka.
Berdasarkan ISO 31000:2018, manajemen risiko memiliki tiga elemen: prinsip,
kerangka kerja, dan proses. Langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah
mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi di PT Badak NGL. Identifikasi risiko dilakukan
dengan wawancara dan diskusi dengan pihak yang bertanggung jawab, analisis eksternal,
analisis internal, dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat). Setelah
melakukan identifikasi risiko, dilakukan pengukuran risiko menggunakan Analytical
Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan risiko pada bisnis PT Badak NGL. Evaluasi
risiko dilakukan untuk merumuskan respon atas risiko tersebut. Terakhir, rencana
implementasi dikembangkan untuk PT Badak NGL.
Berdasarkan hasil penelitian, PT Badak NGL memiliki 6 kategori risiko, antara lain
Risiko Bisnis, Risiko Keuangan, Risiko Operasional, Risiko Reputasi, Risiko Hukum, dan
Risiko Desain Proyek. Berdasarkan pemetaan risiko, tidak ada risiko yang dikategorikan
dalam tingkat risiko kritis. Terdapat 9 risiko yang dikategorikan sebagai tingkat risiko tinggi,
24 risiko dengan tingkat risiko sedang, dan 7 risiko dengan tingkat risiko rendah. Rencana
pelaksanaan dan jadwal dirumuskan untuk tingkat risiko tinggi. Rencana aksi terdiri dari
strategi bagaimana menangani risiko, tindakan apa yang harus diambil, dan siapa yang
bertanggung jawab atas tindakan untuk mengurangi kemungkinan dan dampak risiko tersebut.
Penelitian ke depan dibutuhkan untuk menilai resiko pada fase konstruksi proyek.
Perpustakaan Digital ITB