Indonesia masih relatif tertinggal dalam penerapan internet inklusif jika dibandingkan dengan beberapa
negara tetangga. Belum meratanya akses digital disebabkan oleh masalah perencanaan dan pendataan akibat
kurangnya kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun jaringan telekomunikasi. Oleh
karena itu, pemerintah berupaya untuk terus mengembangkan dan menyetarakan infrastruktur
telekomunikasi karena pemerataan akses sangat penting dalam memenuhi hak seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu infrastruktur telekomunikasi yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pembangunan dan
pengembangan Base Transceiver Stations (BTS) di daerah yang masih kekurangan jaringan.
Produk Base Transceiver Station (BTS) merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar PT XYZ sejak
awal berdiri. Untuk itu, perusahaan perlu berupaya untuk turut serta dalam pembangunan dan pemerataan
infrastruktur telekomunikasi ini. Keterlibatan PT XYZ dalam pengembangan dan pemerataan infrastruktur
telekomunikasi dapat menjadi strategi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dan meningkatkan
kinerja keuangan semenjak kinerja keuangan XYZ turun drastis akibat pandemi Covid 19. Sebagai respon,
rencana yang sesuai diperlukan untuk memastikan bahwa semua upaya yang dilakukan menghasilkan
kualitas dan kinerja yang optimal.
Keberlanjutan setiap perusahaan bergantung pada struktur permodalan. Semakin rendah weighted average
cost of capital (WACC), semakin besar nilai perusahaan. Dengan nilai perusahaan yang maksimal,
perusahaan mengharapkan untuk mendapatkan kredibilitas dari semua relasi, termasuk bank, vendor,
pelanggan, dan investor. Oleh karena itu, Penulis melakukan analisis struktur modal yang optimal untuk
PT XYZ sebagai tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan menggunakan metode simulasi.
Penulis membuat tiga skenario kondisi situasi keuangan, yaitu kasus terbaik, kasus dasar, dan kasus
terburuk. Dalam simulasi, nilai perusahaan diperkirakan pada setiap proporsi hutang dari 0% - 95%. Rasio
hutang yang memperoleh nilai perusahaan tertinggi adalah struktur modal perusahaan yang paling optimal.
Dari simulasi, struktur modal yang optimal untuk PT XYZ adalah 30% rasio utang dalam skenario terbaik,
70% rasio utang dalam skenario dasar, dan 80% rasio utang dalam skenario terburuk. Menurut Kerangka
Damodaran, PT XYZ dapat melakukan pertukaran ekuitas atau meminjam uang sebagai strategi saat ini.