CSR saat ini menjadi topik hangat di industri ekstraktif seperti pertambangan batubara karena
pelaksanaannya menghasilkan perspektif yang bervariasi di antara para pemangku
kepentingan. Persoalannya adalah bagaimana menjaga bisnis tetap berjalan ketika pemangku
kepentingan pertambangan memiliki kesan yang tidak tepat. Sudut pandang yang berlawanan
termasuk melihat CSR sebagai investasi sosial jangka pendek daripada investasi sosial jangka
panjang. Sementara itu, pemangku kepentingan eksternal masih sering menganggapnya sebagai
uang tunai semata. Meskipun CSR mengintegrasikan dunia usaha dengan kinerja lingkungan
sosialnya, implementasinya menjadi tantangan karena kurangnya pemahaman baik dari dalam
maupun dari luar.
Pertanyaan seperti apakah program CSR memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan
keberlanjutan perusahaan mungkin muncul. Selanjutnya, untuk menilai bagaimana kinerja
pengelolaan program CSR dapat mempengaruhi kelancaran fungsi bisnis, tata kelola menjadi
penting dalam implementasinya.
Meskipun sertifikasi tidak diperlukan, perusahaan tempat penelitian dilakukan menggunakan
pedoman ISO 26000. Studi ini menggunakan pendekatan analisis kesenjangan ISO 26000, dan
pengungkapannya menunjukkan hasil yang sangat baik di bidang prinsip CSR, tata kelola
organisasi, dan keterlibatan dan pengembangan masyarakat, dengan skor masing-masing
berturut-turut -87.67 persen, 80.58 persen, and 83.23 persen,.
Partisipasi pemangku kepentingan dalam setiap siklus proyek pemangku kepentingan
merupakan bagian integral dari implementasi CSR, termasuk ketika Perusahaan menyampaikan
laporan keberlanjutan dengan menggunakan Standar GRI (Global Reporting Initiatives).
Sementara itu, penulis menggunakan pendekatan analisis SROI (Social Return on Investment)
untuk memonetisasi nilai intangible, membandingkan nilai manfaat program dengan nilai
investasi untuk memastikan efektivitas program CSR. Program CSR yang efektif dapat
membawa perubahan di masyarakat sebagai nilai tambah bagi kedua belah pihak, terutama
ketika berkolaborasi dan melibatkan pemangku kepentingan program. Langkah-langkah kepemimpinan dalam memenuhi efektivitas program CSR dan melibatkan
pemangku kepentingan telah mengimplementasikan peta strategi CSR yang sudah ada di
Balanced Score Card divisi pelaksana CSR.
Perusahaan yang mengembangkan kemitraan dan menciptakan nilai bersama dengan
pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan inisiatif CSR membuktikan penerapan
strategi bisnis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif jangka panjang yang berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB