digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Program Kampung Kreatif yang berkembang di kota Bandung terbagi ke dalam dua jenis. Program Kampung Kreatif yang dikembangkan oleh pemerintah dan program Kampung Kreatif yang dikembangkan oleh komunitas lokal (community based). Fokus dari penelitian ini ada pada program Kampung Kreatif berbasis komunitas. Terdapat tiga stakeholders yang berperan di dalam pengembangan program Kampung Kreatif di kota Bandung, yaitu: 1) pemerintah kota Bandung, 2) Bandung Creative Community Forum (BCCF), dan 3) komunitas lokal. Ketiga stakeholders memiliki kontribusi yang berbeda dalam pengembangan setiap Kampung Kreatif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan latar belakang, tujuan, dan pelaksanaan program di dua kasus studi. Penelitian ini juga dilakukan untuk mendeskripsikan hasil pengembangan program dan mengidentifikasi dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup warga setempat. Penelitian ini berfokus pada dua program Kampung Kreatif berbasis komunitas: program Kampung Kreatif Dago Pojok dan Cibunut. Pelaksanaan program Kampung Kreatif akan dijelaskan dalam tiga tahap, yaitu: 1) perencanaan dan desain, 2) implementasi, dan 3) evaluasi. Terdapat dua jenis kualitas hidup yang dapat diamati, yaitu kualitas hidup subjektif dan objektif, tetapi penelitian ini hanya berfokus pada kualitas hidup objektif yang dapat dijelaskan dalam tiga aspek, yaitu: 1) kesehatan, 2) kohesi sosial, dan 3) ekonomi. Pada penelitian ini digunakan metode evaluatif-kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Observasi dilakukan pada pelaksanaan program dan kondisi lingkungan kampung. Wawancara dilakukan kepada narasumber dan informan yang dipilih melalui purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perencanaan dari program Kampung Kreatif Dago Pojok berorientasi pada pengembangan kesenian di dalam kampung melalui pertumbuhan sanggar-sanggar seni. Seluruh kegiatan yang ada di dalam program dibuat untuk mewujudkan pertumbuhan tersebut. Tujuan utama dari pelaksanaan program adalah pelestarian seni dan peningkatan ekonomi warga. Masalah utama pada program saat ini adalah regenerasi pengurus yang tidak berjalan dengan baik dan penggunaan ruang pusat aktivitas di lahan milik warga. Program Kampung Kreatif Cibunut berorientasi pada perbaikan fisik dan sikap warga untuk mengubah citra negatif kampung. Program ini merupakan gabungan dari program pemerintah dan program hasil inisiasi warga. Hingga kini, program berjalan baik dengan partisipasi warga yang konstan. Akan tetapi, permasalahan yang berkaitan dengan regenerasi pengurus dan penggunaan ruang pusat aktivitas juga terjadi di kampung kreatif ini. Program Kampung Kreatif di kedua kampung terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup warga. Peningkatan yang terjadi pada setiap aspek kualitas hidup beragam sesuai dengan latar belakang dan tujuan dari program di masing-masing kampung. Peningkatan pada aspek kesehatan merupakan peningkatan yang signifikan terjadi di Kampung Kreatif Cibunut, sedangkan peningkatan pada aspek ekonomi lebih unggul dimiliki oleh program Kampung Kreatif Dago Pojok. Hal ini sejalan dengan perencanaan masing-masing program di masa inisiasi. Program Kampung Kreatif bukan merupakan solusi permanen dari permasalahan kampung kota. Program ini berperan dalam memberikan harapan kepada warga kampung kota bahwa setiap warga memiliki potensi dan dapat mengoptimalkan potensi tersebut guna meningkatkan kualitas hidup mereka. Kampung kota merupakan tempat warga tumbuh dan belajar untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dan program Kampung Kreatif berperan dalam mengoptimalkan proses pembelajaran dan pertumbuhan tersebut