Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang disebabkan oleh adanya sumbatan,
penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan kematian jaringan otak.
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta menjadi
penyebab kecacatan utama. Stroke berkaitan erat dengan gaya hidup dan penyakit lain yang diderita
oleh seseorang. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko stroke yang umum dan utama. Jika
seseorang terserang stroke, maka penanganannya harus dilakukan di rumah sakit dan dibantu oleh
seorang dokter spesialis syaraf (neurolog). Obat-obatan yang digunakan untuk menangani stroke
cukup banyak, antara lain: obat antihipertensi, antiagregasi platelet, antikoagulan, neuroprotektif, dan
sebagainya. Masing-masing obat memiliki efek yang relatif untuk pasien-pasien yang dirawat
sehingga profil penggunaan obat-obatan tersebut beragam. Kondisi patologis pasien serta
kemungkinan terjadinya interaksi antara obat-obat yang dikonsumsi pasien akan mempengaruhi
keberhasilan terapi pada pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat
antihipertensi yang diberikan pada pasien stroke di unit rawat inap salah satu rumah sakit swasta di
Bandung dalam periode bulan September 2012 sampai Desember 2012. Penelitian ini dilakukan secara
retrospektif dengan pendataan rekam medik selama 4 bulan dari bulan Januari 2013 sampai April
2013. Data rekam medik yang dikumpulkan antara lain: data demografi, lama perawatan inap, lama
terapi, spesialisasi dokter yang menangani, perubahan tekanan darah setelah perawatan inap, hasil
terapi, serta obat antihipertensi dan obat lain untuk penanganan stroke yang digunakan. Hasil
penelitian adalah analisis kuantitatif berupa data deskriptif pasien dan analisis kualitatif berupa
evaluasi penggunaan obat berdasarkan ketepatan pemilihan penggunaan obat, kombinasi obat,
duplikasi obat, ketidaksesuaian dosis, dan potensi interaksi obat. Jumlah pasien stroke yang dievaluasi
adalah 68 orang. Sebagian besar kondisi pasien mengalami perbaikan (85,29%) dan memberikan
respon positif terhadap obat antihipertensi yang diberikan (73,53%). Sebanyak 55,88% pasien
menggunakan kombinasi obat antihipertensi (golongan angiotensin converting enzyme inhibitor dan
calcium channel blocker paling banyak digunakan) dan sebanyak 44,11% pasien menggunakan obat
antihipertensi tunggal (golongan calcium channel blocker paling banyak digunakan). Obat lain yang
banyak digunakan adalah aspirin (27,94%), klopidogrel (19,12%), dan piracetam (41,18%).
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum penggunaan obat antihipertensi pada pasien stroke di
rumah sakit tersebut sudah tepat. Namun, terdapat penggunaan kombinasi obat antihipertensi yang
tidak tepat (5,26%), ketidaksesuaian dosis (2,94%), serta potensi terjadinya interaksi obat (4,41%).
Perpustakaan Digital ITB