digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Stroke iskemik merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas jangka panjang secara global, termasuk di Indonesia. Rehabilitasi pasca stroke menjadi krusial untuk memulihkan fungsi neurologis dan kualitas hidup pasien. Pendekatan konvensional yang bersifat farmakologis seringkali belum mampu memberikan pemulihan menyeluruh, terutama dalam aspek kognitif, fisik, dan psikologis. Oleh karena itu, diperlukan strategi rehabilitasi inovatif yang integratif dan berbasis bukti ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dua bentuk intervensi neurorehabilitasi nonfarmakologis, yaitu 1) kombinasi ekstrak bahan alam—yang terdiri dari Centella asiatica (pegagan), Moringa oleifera (daun kelor), Curcuma domestica (kunyit), Piper nigrum (lada hitam), dan Channa striata (ikan gabus) serta 2) stimulasi sensorik menggunakan modifikasi bola tangan (MBT). Keduanya dievaluasi secara terpisah dan gabungan untuk menilai dampaknya terhadap pemulihan klinis, fisik, kognitif, dan psikologis pada pasien stroke iskemik. Metode penelitian yang digunakan adalah uji klinis eksperimental terhadap 76 pasien stroke iskemik yang menjalani fase rehabilitasi di Bandung. Penelitian dibagi menjadi beberapa tahap: (1) pengembangan dan pengujian prototipe MBT dengan fitur panas (40-60°C) dan getaran (150–200 Hz); (2) penyiapan dan uji toksisitas kombinasi ekstrak bahan alam untuk menjamin keamanan konsumsi; dan (3) intervensi klinis melalui pemberian terapi kombinasi dan stimulasi sensorik selama periode tertentu. Evaluasi efektivitas dilakukan dengan mengukur parameter klinik (tekanan darah, kadar lipid), fungsi fisik (skor Barthel Index, kekuatan otot), kognitif (MMSE), serta psikologis (self-esteem, hardiness, dukungan keluarga, spiritualitas, kualitas tidur, depresi dan kualitas hidup) sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak bahan alam memberikan efek antiinflamasi, antioksidan, dan neuroprotektif yang signifikan, terlihat dari penurunan kadar IL-6 dan TNF ?serta perbaikan kadar enzim SOD dan MDA. Selain itu, penggunaan MBT terbukti meningkatkan rangsangan sensorik dan memperbaiki konektivitas neuromotorik, yang berdampak pada peningkatan skor fungsi fisik dan kognitif pasien. Kombinasi terapi menunjukkan peningkatan signifikan dalam semua domain, termasuk parameter psikologis seperti kualitas tidur dan dukungan sosial. Secara statistik, kelompok yang mendapatkan kombinasi perlakuan menunjukkan perbaikan yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol atau kelompok dengan satu jenis terapi saja (p < 0,05). Penelitian ini mengintegrasikan dua pendekatan terapi, yaitu terapi bahan alam yang bersifat sistemik dan stimulasi sensorik yang bersifat lokal dan langsung. Orisinalitas penelitian ini juga ditunjukkan dengan penggabungan lima bahan herbal yang masing-masing memiliki mekanisme kerja berbeda namun saling sinergis dalam menurunkan stres oksidatif dan meningkatkan neuroplastisitas. Selain itu, pendekatan intervensi fisik melalui MBT memberikan efek rangsangan afektif dan kognitif melalui aktivasi sistem somatosensorik. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan stroke tidak hanya dapat dicapai melalui terapi farmakologis, namun juga melalui pendekatan holistik yang menggabungkan intervensi herbal dan teknologi sederhana berbasis stimulasi. Kontribusi penelitian ini terhadap ilmu pengetahuan adalah pembuktian bahwa kombinasi terapi herbal dan sensorik efektif sebagai model intervensi nonfarmakologis yang dapat diterapkan dalam tatalaksana rehabilitasi stroke di komunitas. Penelitian ini juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dalam terapi integratif berbasis teknologi sederhana dan fitoterapi untuk penyakit neurologis lainnya. Di masa depan, diperlukan studi jangka panjang untuk menilai dampak terapi terhadap neuroregenerasi permanen serta penelitian multicenter.