Stroke iskemik merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas jangka
panjang secara global, termasuk di Indonesia. Rehabilitasi pasca stroke menjadi krusial
untuk memulihkan fungsi neurologis dan kualitas hidup pasien. Pendekatan konvensional
yang bersifat farmakologis seringkali belum mampu memberikan pemulihan menyeluruh,
terutama dalam aspek kognitif, fisik, dan psikologis. Oleh karena itu, diperlukan strategi
rehabilitasi inovatif yang integratif dan berbasis bukti ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efektivitas dua bentuk intervensi neurorehabilitasi nonfarmakologis, yaitu 1)
kombinasi ekstrak bahan alam—yang terdiri dari Centella asiatica (pegagan), Moringa
oleifera (daun kelor), Curcuma domestica (kunyit), Piper nigrum (lada hitam), dan Channa
striata (ikan gabus) serta 2) stimulasi sensorik menggunakan modifikasi bola tangan (MBT).
Keduanya dievaluasi secara terpisah dan gabungan untuk menilai dampaknya terhadap
pemulihan klinis, fisik, kognitif, dan psikologis pada pasien stroke iskemik.
Metode penelitian yang digunakan adalah uji klinis eksperimental terhadap 76 pasien stroke
iskemik yang menjalani fase rehabilitasi di Bandung. Penelitian dibagi menjadi beberapa
tahap: (1) pengembangan dan pengujian prototipe MBT dengan fitur panas (40-60°C) dan
getaran (150–200 Hz); (2) penyiapan dan uji toksisitas kombinasi ekstrak bahan alam untuk
menjamin keamanan konsumsi; dan (3) intervensi klinis melalui pemberian terapi kombinasi
dan stimulasi sensorik selama periode tertentu. Evaluasi efektivitas dilakukan dengan
mengukur parameter klinik (tekanan darah, kadar lipid), fungsi fisik (skor Barthel Index,
kekuatan otot), kognitif (MMSE), serta psikologis (self-esteem, hardiness, dukungan
keluarga, spiritualitas, kualitas tidur, depresi dan kualitas hidup) sebelum dan sesudah
perlakuan. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak bahan alam memberikan efek antiinflamasi,
antioksidan, dan neuroprotektif yang signifikan, terlihat dari penurunan kadar IL-6 dan TNF
?serta perbaikan kadar enzim SOD dan MDA. Selain itu, penggunaan MBT terbukti
meningkatkan rangsangan sensorik dan memperbaiki konektivitas neuromotorik, yang
berdampak pada peningkatan skor fungsi fisik dan kognitif pasien. Kombinasi terapi
menunjukkan peningkatan signifikan dalam semua domain, termasuk parameter psikologis
seperti kualitas tidur dan dukungan sosial. Secara statistik, kelompok yang mendapatkan
kombinasi perlakuan menunjukkan perbaikan yang lebih besar dibandingkan kelompok
kontrol atau kelompok dengan satu jenis terapi saja (p < 0,05).
Penelitian ini mengintegrasikan dua pendekatan terapi, yaitu terapi bahan alam yang bersifat
sistemik dan stimulasi sensorik yang bersifat lokal dan langsung. Orisinalitas penelitian ini
juga ditunjukkan dengan penggabungan lima bahan herbal yang masing-masing memiliki
mekanisme kerja berbeda namun saling sinergis dalam menurunkan stres oksidatif dan
meningkatkan neuroplastisitas. Selain itu, pendekatan intervensi fisik melalui MBT
memberikan efek rangsangan afektif dan kognitif melalui aktivasi sistem somatosensorik.
Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan stroke tidak hanya dapat dicapai melalui terapi
farmakologis, namun juga melalui pendekatan holistik yang menggabungkan intervensi
herbal dan teknologi sederhana berbasis stimulasi. Kontribusi penelitian ini terhadap ilmu
pengetahuan adalah pembuktian bahwa kombinasi terapi herbal dan sensorik efektif sebagai
model intervensi nonfarmakologis yang dapat diterapkan dalam tatalaksana rehabilitasi
stroke di komunitas. Penelitian ini juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut
dalam terapi integratif berbasis teknologi sederhana dan fitoterapi untuk penyakit neurologis
lainnya. Di masa depan, diperlukan studi jangka panjang untuk menilai dampak terapi
terhadap neuroregenerasi permanen serta penelitian multicenter.
Perpustakaan Digital ITB