ABSTRAK - Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Rifat Adriana Ibrahim
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Stroke iskemik merupakan salah satu penyebab kematian dan disabilitas tertinggi, baik secara nasional maupun global. Saat ini, metode pengobatan yang direkomendasikan oleh Food Drug Administration (FDA) untuk pasien stroke iskemik adalah terapi trombolitik dengan menggunakan recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA). Akan tetapi, metode ini memiliki jendela terapeutik yang sempit serta berisiko menyebabkan terjadinya pendarahan. Pendekatan neuroproteksi menggunakan agen neuroprotektif dipertimbangkan sebagai terapi alternatif stroke iskemik karena kemampuannya dalam melindungi neuron dari kerusakan dan kematian. Walaupun demikian, beberapa agen neuroprotektif yang kini digunakan belum memberikan efektivitas klinis yang memuaskan sehingga diperlukan eksplorasi agen neuroprotektif jenis baru. Beberapa bahan alam, seperti pegagan (Centella asiatica; CA), kelor (Moringa oleifera; MO), dan ikan gabus (Channa striata; CS) diketahui memiliki aktivitas neuroproteksi sehingga berpotensi dikembangkan menjadi agen neuroprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek anti-stroke iskemik dari ekstrak CA, MO, dan CS pada model larva zebrafish berdasarkan pengujian terhadap toksisitas ekstrak, aktivitas anti-trombosis dan perbaikan fungsi lokomosi. Ekstrak CA, MO, dan CS diidentifikasi kandungan senyawa bioaktifnya menggunakan metode LC-MS/MS, lalu dilakukan uji toksisitas akut pada embrio zebrafish untuk menentukan nilai LC50 serta nilai LC10. Induksi stroke iskemik dilakukan dengan merendam larva zebrafish berusia 4 dpf dalam larutan ponatinib 3 ?g/mL selama 24 jam. Uji efek anti-stroke iskemik dari setiap ekstrak dilakukan menggunakan 3 konsentrasi berbeda (1/4xLC10, 1/2xLC10, dan 1xLC10). Uji aktivitas anti-trombosis dilakukan dengan menghitung luas area trombosis pada otak larva zebrafish. Sementara itu, uji aktivitas lokomosi dilakukan dengan merekam pergerakan larva selama tiga menit untuk menganalisis kecepatan, jarak, dan jalur berenang. Hasil analisis LC-MS menunjukkan bahwa ekstrak CA secara umum terdiri atas senyawa golongan terpenoid, alkaloid, fenolik, alkohol, dan asam karboksilat; ekstrak MO secara umum terdiri atas senyawa golongan fenolik, glikosida, flavonoid, terpenoid, dan alkaloid; serta ekstrak CS secara umum terdiri atas senyawa golongan asam amino, asam lemak, glikosida, dan alkohol. Hasil uji toksisitas ekstrak CA, MO, dan CS secara berturut-turut menunjukkan nilai LC50 sebesar 547,52 ?g/mL; 1,285 ?g/mL; dan 240,14 ?g/mL, sehingga berada pada kategori aman untuk digunakan pada zebrafish. Sementara itu, LC10 dari ekstrak CA, MO, dan CS secara berturut-turut adalah 229 ?g/mL; 75 ?g/mL; dan 58 ?g/mL. Hasil uji trombosis menunjukkan bahwa kelompok model larva yang diinduksi stroke iskemik menunjukkan peningkatan rerata area trombosis (483,5±31,68 ?m2) yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,0001). Sementara itu, hasil uji lokomosi menunjukkan adanya penurunan fungsi lokomosi (rerata kecepatan renang sebesar 0,073±0,02 cm/detik dan total jarak tempuh sebesar 13,06±2,77 cm) secara siginifikan pada kelompok model larva yang diinduksi stroke iskemik dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (p<0,0001). Pemberian ekstrak CA, MO, dan CS mampu menurunkan luas area trombosis serta memperbaiki fungsi lokomosi secara signifikan (p<0,05) pada sebagian besar konsentrasi uji. Efek anti-trombosis tidak signifikan hanya diamati pada ekstrak CA 57,25 ?g/mL, sedangkan efek perbaikan fungsi lokomosi tidak signifikan terjadi pada ekstrak MO 18,75 ?g/mL. Dengan demikian, ketiga ekstrak menunjukkan potensi sebagai agen anti-stroke iskemik berbasis bahan alam melalui mekanisme perlindungan terhadap sistem vaskular dan fungsi neuromotorik. Oleh karena itu, ketiga ekstrak layak untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai kandidat terapi neuroprotektif.
Perpustakaan Digital ITB