Populasi lansia di Indonesia terus meningkat seiring dengan transisi demografi dan
epidemiologi. Dalam pengobatan pasien geriatri, penggunaan obat yang tidak tepat
atau Potentially Inappropriate Medications (PIMs) menjadi tantangan serius karena
tingginya risiko efek samping dan kondisi polifarmasi yang umum terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kejadian serta karakteristik PIMs pada
pasien geriatri dengan diagnosis stroke di Rumah Sakit Otak Dr. Drs. M. Hatta
Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan
prospektif pada 110 pasien berusia ?60 tahun yang menjalani rawat inap minimal
24 jam dengan penggunaan lebih dari satu jenis obat. Hasil penelitian menunjukkan
seluruh pasien (100%) mengalami minimal satu kasus PIMs dan polifarmasi.
Sebagian besar responden menerima dua hingga tiga PIMs (49%). Kategori PIMs
yang teridentifikasi meliputi obat yang sebaiknya dihindari (29,1%), obat tidak
tepat untuk penyakit tertentu (100%), obat yang harus digunakan dengan kehatihatian (20%), interaksi obat berisiko tinggi (5,5%), serta obat yang memerlukan
penyesuaian dosis berdasarkan fungsi ginjal (40%). Obat yang paling sering
digunakan adalah ranitidin (100%) dan haloperidol (10%). Analisis korelasi
berdasarkan kategori jumlah PIMs menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
(p<0,05) antara jumlah PIMs dengan jumlah obat yang dikonsumsi, jumlah dokter
penanggung jawab pelayanan, fungsi ginjal, usia, serta riwayat penyakit jantung.
Sementara itu, tidak ditemukan hubungan bermakna antara jumlah PIMs dengan
lama rawat inap, diagnosis stroke, jenis kelamin, maupun faktor sosiodemografi
lainnya. Karena seluruh pasien mengalami minimal satu kejadian PIM, analisis
korelasi variabel biner tidak dapat dilakukan. Penggunaan ranitidin dan haloperidol
pada populasi penelitian ini dilakukan sesuai pedoman nasional tata laksana stroke
akut. Oleh karena itu, kebijakan penggunaan obat pada lansia sebaiknya
mempertimbangkan integrasi panduan nasional dan internasional seperti kriteria
Beers, guna mengoptimalkan efektivitas pengobatan dan meminimalkan risiko
jangka panjang.
Perpustakaan Digital ITB