digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Arfathia Maulani Ma'mur
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Arfathia Maulani Ma'mur
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Arfathia Maulani Ma'mur
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Arfathia Maulani Ma'mur
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Arfathia Maulani Ma'mur
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Sub DAS Cikeruh Zona Tiga merupakan wilayah yang berada di DAS Citarum bagian Hulu. DAS Citarum merupakan salah satu DAS prioritas di Jawa Barat yang harus diperbaiki karena terus mengalami penurunan akibat perubahan penggunaan lahan. Pada tahun 2020, tercatat kejadian banjir bandang yang melanda lima desa di Kecamatan Jatinangor, yang merupakan wilayah administratif dari Sub DAS Cikeruh Zona Tiga. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi perubahan kondisi hidrologi di Sub DAS Cikeruh Zona Tiga. Terkait hal tersebut diperlukan suatu cara untuk menentukan perencanaan pengelolaan DAS salah satunya dengan penilaian kesehatan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Sub DAS Cikeruh Zona Tiga, daya dukung DAS dan rekomendasi penyelesaian masalah yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model hidrologi SWAT dengan parameter yang digunakan adalah debit air, erosi, aliran permukaan, dan aliran aliran lateral. Dengan parameter yang dianalisis untuk mengetahui tingkat Kesehatan DAS berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan P.61/Menhut-II/2014 terdiri dari kriteria lahan (persentase lahan kritis (PLK), persentase penutupan vegetasi (PPV), dan indeks erosi (IE)), kriteria hidrologi (koefisien rezim aliran (KRA), koefisien aliran tahunan (KAT), muatan sedimen (MS), banjir, dan indeks penggunaan air (IPA)), serta kriteria pemanfaatan ruang wilayah (kawasan lindung (KL) dan kawasan budidaya (KB)). Daya dukung DAS didapatkan dari hasil skoring masing-masing kriteria. Rekomendasi dilakukan dengan simulasi perubahan penggunaan lahan. Hasil dari simulasi SWAT menghasilkan 29 subbasin dengan 613 HRU dengan uji statistik model koefisien Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) dan koefisien determinasi (R2) sebesar -110,57 dan 0,37 yang menyatakan model belum memenuhi. Selanjutnya, dilakukan kalibrasi dan validasi menggunakan program SUFI2.SWAT-CUP. Kalibrasi dilakukan menggunakan 17 parameter paling sensitif dengan 10 kali iterasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat performa model kalibrasi dan validasi memuaskan dengan nilai pada proses kalibrasi NSE (0,47) dan R2 (0,49) dan proses validasi NSE (0,46) dan R2 (0,51). Hasil dari analisis didapatkan kategori sangat rendah pada parameter presetase lahan kritis (PLK), koefisien rezim aliran (KRA), koefisien aliran tahun (KAT), muatan sedimen (MS), dan kawasan budidaya (KB), kategori sangat baik pada parameter persentase penutupan vegetasi (PPV), indeks penggunaan air (IPA), dan kawasan lindung (KL), kategori sedang pada parameter indeks erosi (IE), dan kategori rendah pada parameter banjir. Daya dukung DAS didapatkan kondisi yang baik dan rekomendasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan teknik konservasi tanah dan air seperti pembuatan teras bangku, teras gulud, dan sumur biopori di areal pemukiman.