digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Peningkatan resistansi antibiotik pada Escherichia coli (AREc) menjadi isu global yang mendesak karena dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan. Di Indonesia, studi terkait distribusi spasial–temporal AREc di lingkungan masih sangat terbatas, khususnya di DAS Citarum Hulu yang menghadapi tekanan antropogenik tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan konsentrasi AREcAmoxicillin dan AREc-Tetracycline secara spasial dan temporal menggunakan Soil and Water Assessment Tool (SWAT), serta menghasilkan peta konsentrasi estimasi AREc pada jaringan sungai Citarum Hulu. Model SWAT dikalibrasi dengan data debit (2021–2023) dan menunjukkan performa yang cukup baik (NSE 0,392; PBIAS ±4%). Hasil pemodelan dibandingkan dengan data observasi 2024 di 14 titik, menunjukkan korelasi yang cukup baik (r = 0,54 untuk Amoxicillin; r = 0,45 untuk Tetracycline pada musim kemarau). Hasil pemodelan SWAT diintegrasikan dengan data observasi tahun 2024 dari 14 titik untuk pemetaan spasial menggunakan metode interpolasi geospasial IDW dan Weighted Overlay, dan didapatkan hasil pemodelan yang sangat baik dengan nilai NSE >0,80 dan R2 >0,90. Berdasarkan analisis spasial, didapatkan konsentrasi AREc lebih pada wilayah tengah DAS Citarum Hulu (R5-R10), wilayah Kecamatan Bojongsoang hingga Margahayu. Berdasarkan analisis temporal, didapatkan bahwa AREc-Amoxicillin memiliki rerata konsentrasi lebih tinggi pada musim hujan, sedangkan AREcTetracycline memiliki konsentrasi yang lebih tinggi pada musim kemarau. Dilakukan analisis korelasi Spearman dan didapatkan bahwa jumlah perusahaan farmasi produsen antibiotik berpengaruh secara signifikan terhadap fluktuasi AREc di musim kemarau (r >0,56). Sedangkan pada musim hujan, kepadatan penduduk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi konsentrasi AREc (r >0,63). Studi ini menunjukkan potensi integrasi pemodelan SWAT dan data pengukuran menggunakan analisis geospasial dalam mendukung manajemen risiko kesehatan terkait resistensi antibiotik dalam lingkungan berbasis pendekatan One Health.