digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun 2023, beberapa wilayah di DAS Serang–Lusi, yang mencakup Kabupaten Grobogan, sebagian Kabupaten Blora, dan Kabupaten Demak mengalami kekeringan. Kekeringan merupakan fenomena yang melibatkan interaksi berbagai komponen mulai dari curah hujan, aliran sungai, hingga air tanah. Penelitian ini dilakukan untuk memahami dinamika propagasi kekeringan di DAS Serang–Lusi dengan mengkaji keterkaitan antara kekeringan meteorologi yang diwakili oleh Standardized Precipitation Index (SPI), kekeringan air permukaan diwakili oleh Standardized Streamflow Index (SSI), dan kekeringan airtanah diwakili oleh Standardized Groundwater Index (SGI). Tujuan penelitian ini adalah menentukan ambang batas karakter kekeringan meteorologi yang dapat memicu kekeringan airtanah. Data curah hujan CHIRPS, debit sungai dan muka airtanah hasil pemodelan SWAT+gwflow periode 1995–2024 diolah menggunakan metode perhitungan masing-masing indeks pada skala waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Analisis kombinasi antar indeks dilakukan untuk melihat karakteristik dan propagasi kekeringan. Hasil analisis menunjukkan, propagasi kekeringan dari SPI ke SSI lalu ke SGI teridentifikasi melalui kombinasi indeks SPI-12–SSI-12–SGI dengan berbagai skala SGI (SGI-1 hingga SGI-12). Pada SPI-12–SSI-12–SGI-12, teridentifikasi propagasi kekeringan di DAS Serang–Lusi pada November 2023–Maret 2024, dimana akumulasi kekeringan meteorologi tahunan yang terjadi selama 11 bulan dengan keparahan 15.96 dan intensitas 1.45, dapat menyebabkan kekeringan air permukaan tahunan selama 11 bulan berlanjut ke kekeringan airtanah tahunan selama 3 bulan. Kemudian analisis ambang batas propagasi kekeringan di DAS Serang–Lusi, menunjukkan bahwa kombinasi indeks SPI-12–SSI-12–SGI (SGI-1, SGI-3, dan SGI-6) memerlukan durasi kekeringan meteorologi tahunan yang panjang, yakni 26 bulan, dengan keparahan 15.68 dan intensitas 0.54 untuk memicu kekeringan airtanah skala bulanan hingga musiman. Sementara itu, pada kombinasi SPI-12–SSI-12–SGI-12, kekeringan airtanah tahunan dapat dipicu oleh kekeringan meteorologi tahunan yang lebih singkat, yaitu durasi 11 bulan, meskipun memiliki keparahan yang relatif sama (15.96), akan tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi (0.93).