Dalam 5 tahun terakhir, penjualan pesawat militer PTDI stagnan. Ketergantungan PTDI pada anggaran
pelanggan militer membuat bisnis semakin bergejolak dan tidak menentu karena sangat dipengaruhi oleh
situasi politik dan perubahan ekonomi.
Untuk mengimbangi ketidakpastian permintaan dari pasar militer, PTDI harus mulai mengembangkan
bisnis pesawat ke pasar komersial. Oleh karena itu pesawat N219 diinisiasi dan PTDI memulai
pengembangannya pada tahun 2014 dan mendapatkan Type Certificate pada Desember 2020. Namun,
terlepas dari semua upaya pemasaran sejak 2018 dan potensi pasar yang tinggi, N219 belum dapat
memenangkan kontrak dari pelanggan potensial di pasar domestik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis internal dan eksternal untuk memahami situasi yang
dihadapi N219. Metode AHP juga digunakan untuk memahami kriteria dan sub kriteria yang diprioritaskan
oleh calon pelanggan maskapai penerbangan untuk mengambil keputusan pembelian pesawat baru. Analisis
tersebut kemudian dirumuskan menjadi analisis SWOT. Dari situ, penulis dapat mengidentifikasi akar
penyebab masalah bisnis N219.
Strategi Pemasaran, Taktik Pemasaran dan juga Tenaga Kerja saat ini adalah akar penyebab utama yang
diidentifikasi dari analisis yang penulis lakukan. Oleh karena itu, ada beberapa hal di area tersebut yang
memerlukan perubahan besar dan juga sangat krusial, yaitu Target Market, Positioning, 4P dan People dan
Organisasi.
Target pasar N219 harus disesuaikan dengan kemampuan N219-100. Sedangkan positioning baru perlu
menonjolkan keunggulan N219 selain performa produknya. Tahap Marketing Mix harus dimulai dari
penguatan tenaga bagian pemasaran dan penjualan N219 dan sebagai konsekuensinya, organisasi PTDI
perlu diubah. Untuk aspek Produk, N219 menawarkan paket nilai tambah lainnya kepada calon pelanggan,
baik maskapai penerbangan maupun pemerintah daerah, seperti manfaat non-produk, yaitu layanan purna
jual yang prima, fasilitas pembiayaan, kontrak rute penerbangan perintis jangka panjang, paket operasi,
pengembangan sumber daya manusia dan paket anggaran tahun jamak. Untuk aspek Harga, N219 harus
menawarkan angka yang kompetitif untuk harga peluncuran, dengan tetap memberikan paket nilai tambah
kepada calon pelanggan. Sedangkan untuk aspek Place, PTDI harus mempertimbangkan perluasan fasilitas
layanan N219 di beberapa wilayah di Indonesia untuk memberikan respon yang lebih cepat kepada
pelanggan. Selain itu N219 harus mengoptimalkan Platform Digital untuk meningkatkan aksesibilitasnya.
Aspek yang tidak kalah pentingnya adalah Promosi, dengan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu
yang memaksimalkan setiap saluran pemasaran termasuk Events & Experience, Public Relation &
Publicity, Direct Marketing, Interactive Marketing dan Personal Selling.
Pelaksanaan Marketing Mix menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. Namun,
untuk mengimplementasikan Marketing Mix secara optimal, komitmen dari manajemen menjadi kunci
utama untuk mulai fokus pada bisnis N219. Rencana implementasi tersebut harus direalisasikan dalam
waktu satu tahun karena N219 harus masuk ke pasar domestik sebelum kehilangan momentum dan semakin
banyak pesaing yang masuk ke pasar.
Perpustakaan Digital ITB