digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebuah asset disebut sebagai safe haven jika nilainya tetap atau tumbuh terhadap aset atau portofolio lain ketika pasar tertekan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang merupakan representasi dari pasar modal Indonesia, mengalami penurunan harga akibat COVID-19. Akibatnya, investor terdorong untuk memindahkan investasi mereka dari pasar modal ke safe haven. Peningkatan volume transaksi cryptocurrency menandakan bahwa cryptocurrency dipertimbangkan sebagai store of value dan nilainya diharapkan dapat bertahan atau bertumbuh dalam kondisi pasar tertekan, yang juga sifat dari sebuah safe haven. Namun, kemampuan cryptocurrency sebagai store of value diragukan karena volatilitas harganya yang tinggi, sehingga sifat safe haven cryptocurrency juga perlu diteliti. Studi ini bertujuan untuk meramalkan imbal balik dan volatilitas dari kelima aset serta menentukan apakah cryptocurrency bertindak sebagai safe haven untuk pasar saham Indonesia selama COVID-19. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Thomson Reuters Eikon dan Coinmarketcap, yakni harga dari IHSG, Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Litecoin (LTC), dan Ripple (XRP). Model GARCH univariat akan digunakan dalam peramalan, sementara metode DCC-GARCH dan regresi dummy variable diterapkan untuk penentuan sifat safe haven. Observasi dibagi menjadi dua periode: sebelum dan selama COVID-19. Peramalan menunjukkan bahwa BTC merupakan cryptocurrency yang memiliki imbal balik paling tinggi dan XRP memiliki volatilitas yang tertinggi. Analisis periode baik secara keseluruhan maupun sebagian menunjukkan bahwa tidak ada cryptocurrency yang menjadi safe haven terhadap IHSG baik sepanjang periode pengamatan, sebelum, maupun setelah COVID-19 resmi diklasifikasikan sebagai pandemi.