digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam lima tahun terakhir PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengalami penurunan dalam portofolio bisnis pesawat militer, permasalahannya adalah PTDI sangat tergantung pada rencana strategis Kementerian Pertahanan dan penetrasi market di benua Asia Pasifik. Di lain sisi banyak pesawat CN235 yang beroperasi di Amerika Latin dan Afrika yang sudah memasuki masa aging dan berpotensi untuk diganti dengan produk PTDI. Selain itu permasalahan lain berasal dari bauran pemasaran, manpower marketing & sales yang terbatas dan belum adanya monitoring dan evaluasi. Untuk memformulasikan strategi yang tepat, penulis menggunakan analisis internal yaitu VRIO analysis, STP (Segmenting, Targeting, dan Positioning) dan Bauran Pemasaran. Selain itu untuk eksternal analisis, penulis menggunakan analisis PESTEL (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological, dan Legal), analisis Porter’s 5 Forces, analisis pesaing, dan analisis pelanggan. Dari seluruh analisis, marketing strategi untuk masuk latin amerika dapat dimulai dari negara Chili, global strategy menggunakan Global Standardization Strategy dengan entry vehicle Joint venture, marketing strategi yang diusulkan, untuk Product dimulai dari mendukung produk support secara totalitas dan menyediakan perawatan serta modifikasi untuk pesawat CN235 di Amerika Latin setelah itu PTDI dapat menawarkan untuk menjual produk pesawat. Untuk Price, PTDI dapat menawarkan skema financing, untuk Place PTDI dapat melakukan kolaborasi/joint venture dengan local company, untuk Promotion, PTDI dapat berpartisipasi pada aviation exhibition, membuat marketing event dengan vendor, melakukan presentasi, dan berkolaborasi dengan KBRI dan Athan di Amerika Latin. Untuk Afrika, dapat dimulai dari Maroko strategi yang diusulkan untuk Produt adalah dapat menjual pesawat CN235 dengan skema bisnis yang sama dengan Senegal, melayani aircraft services, mengembangkan konfigurasi baru untuk pesawat CN235-220. Untuk Price, PTDI dapat menawarkan skema financing dan melakukan skema countertrade, untuk Place PTDI dapat memperkuat kolaborasi dengan reseller yang ada dan membuka Kerjasama dengan marketing representative di negara potensial, dan membangun fasilitas maintenance center. Untuk Promotion PTDI dapat berpartisipasi dalam aviation exhibition, roadshow ke pemerintah Afrika, dan berkolaborasi dengan KBRI dan Athan. Implikasi dari global strategi tersebut struktur organisasi yang cocok adalah Multidivisiona