digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sektor pertanian merupakan salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, yang menyumbang 13.7% terhadap PDB Indonesia pada tahun 2020. Pandemi Covid-19 yang mulai terkonfirmasi di Indonesia pada tahun awal tahun 2020, menimbulkan dampak negatif di segala aspek. Meski pandemi ini diprediksi cepat pulih, dunia termasuk Indonesia dihadapkan pada banyak ketidakpastian. Hal ini terkait dengan berapa lama Covid-19 akan bertahan dan apa konsekuensi ekonomi global, terutama untuk penjualan komoditas. Minyak Sawit Mentah (CPO) yang menyumbang 15% dari total ekspor Indonesia, merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Perdagangan minyak sawit mencatat surplus US$13.82 miliar pada 2020 dan tetap menjadi pilihan utama konsumen dibandingkan minyak nabati jenis lain. Kinerja pendapatan perusahaan di industri kelapa sawit bergantung pada kondisi harga CPO global. Terlihat ketika harga CPO global naik 2.7% menjadi USD 755.28/ton di tahun 2017, sebagian besar perusahaan di industri kelapa sawit juga mengalami peningkatan pendapatan. Di akhir tahun 2020, PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), salah satu perusahaan di sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 5 triliun. Selain memproduksi produk kelapa sawit dan turunannya sebagai bisnis utama yang menyumbang 67% dari total pendapatan, TBLA juga menjadikan produk gula dan turunannya sebagai salah satu bisnis utamanya. Bisnis yang dirintis sejak 2012 ini menyumbang sekitar 33% dari total pendapatan yang dihasilkan. Berdasarkan isu volatilitas harga CPO serta pandemi Covid-19 yang dapat berdampak positif atau negatif terhadap bisnis TBLA, nilai wajar saham TBLA harus dihitung ulang berdasarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi valuasi. Regresi linier digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga CPO global terhadap pendapatan TBLA. Model penilaian absolut dengan menggunakan Discounted Cash Flow (DCF) akan digunakan untuk menghitung nilai wajar TBLA pada akhir tahun 2020. Analisis sensitivitas akan membantu analis dalam membuat penilaian yang komprehensif jika pada suatu saat di masa depan terjadi perubahan keadaan. Pada tahap akhir, dilakukan uji hipotesis statistik untuk menganalisis pengaruh pandemi Covid-19 terhadap kinerja perusahaan di sektor pertanian. Dengan menggunakan metode DCF, valuasi nilai wajar saham TBLA pada akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp 1,380. Penulis dapat menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara ROE sebelum pandemi covid-19 dan ROE setelah pandemi covid-19 di sektor pertanian. Sementara itu, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara PER, PBV, NPM, dan DER sebelum pandemi covid-19 dan PER, PBV, NPM, dan DER setelah pandemi covid-19.