digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Melonjaknya aktivitas e-commerce akibat pandemi COVID-19 bersamaan dengan terus berkembangnya ekonomi digital di Indonesia telah menciptakan permintaan pasar yang tinggi akan layanan kurir berbasis digital. Ini merupakan saat yang tepat bagi PT Pos Indonesia, salah satu pemain terlama di industri jasa kurir, untuk melakukan transformasi digital terhadap bisnis inti mereka untuk memastikan kelangsungan perusahaan tersebut di masa mendatang. Salah satu produk digital mereka adalah QPOSin AJA, sebuah aplikasi berbasis seluler untuk menjawab permintaan akan jasa kurir digital. Untuk mengejar ketertinggalan mereka terhadap pesaing yang telah lama meluncurkan aplikasi serupa, PT Pos Indonesia menargetkan QPOSin AJA untuk mencapai satu juta unduhan pada akhir tahun 2020. Namun, QPOSin AJA baru mencapai sekitar 5% dari yang ditargetkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi tidak ideal yang menghambat peningkatan jumlah pengguna QPOSin AJA, kemudian mengusulkan strategi pemasaran untuk mengatasi kondisi tersebut. Analisis kondisi internal digunakan pada penelitian untuk mengeksplorasi sumber daya PT Pos Indonesia menggunakan Resource-Based View dan strategi pemasaran QPOSin AJA saat ini dengan menganalisis STP dan bauran pemasaran. Sementara itu, analisis kondisi eksternal meliputi analisis lingkungan makro menggunakan PESTEL, analisis industri menggunakan Porter’s 5 Forces, analisis kompetitor dengan membuat perbandingan STP dan bauran pemasaran antara QPOSin AJA dan pesaing-pesaingnya, analisis ulasan pengguna aplikasi untuk mengidentifikasi aspek mana pada bauran pemasaran aplikasi QPOSin AJA yang paling banyak menerima keluhan dari pengguna, serta peta persepsi untuk mengidentifikasi posisi merek PT Pos Indonesia dalam benak konsumen dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Hasil analisis kedua kondisi tersebut menghasilkan daftar kondisi tidak ideal yang teridentifikasi pada implementasi strategi pemasaran saat ini dan sebuah SWOT analisis, yang dianalisis lebih lanjut menggunakan matriks TOWS untuk menghasilkan strategi alternatif bagi aplikasi QPOSin AJA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa QPOSin AJA saat ini hanya menyasar segmen pasar social commerce tanpa mempertimbangkan segmen-segmen lain yang memiliki potensi untuk disasar, serta masih memposisikan diri sama seperti pesaing-pesaingnya. Kondisi tidak ideal selanjutnya terdapat pada bauran pemasaran QPOSin AJA, seperti produknya yang tidak dapat diandalkan, proses yang belum terintegrasi, dan promosi yang kurang optimal. Strategi pemasaran yang diusulkan penelitian ini terdiri dari STP yang lebih komprehensif dengan pemilihan sasaran segmen pasar menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) oleh tiga pakar industri ini, serta usulan bauran pemasaran yang menggunakan strategi alternatif yang dihasilkan dari matriks TOWS untuk mengatasi kondisi tidak ideal saat ini. Segmen pasar yang dipilih adalah social commerce, individu, dan korporasi, sementara strategi bauran pemasaran yang diusulkan terdiri dari inisiatif strategis yang ditujukan untuk mengatasi kondisi tidak ideal pada masingmasing bauran yang dikategorikan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi sebagai Reliabilitas Produk, Kualitas Layanan, Efisiensi, Akuntabilitas, serta Penetrasi dan Pengembangan Pasar.