Didirikan pada tahun 1973, AQUA Group adalah pelopor Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) di Indonesia, yang kemudian menjalin kemitraan strategis
dengan Danone pada tahun 1998. Danone Aqua telah menerapkan transformasi
digital sekitar 8 tahun. Pada awalnya prioritasnya adalah untuk meningkatkan
efisiensi banyak proses internal dan cara kerja. Motivasi di balik transformasi awal
ini pada dasarnya untuk kepentingan operasi bisnis, daripada pengalaman
pelanggan (meskipun manfaatnya dapat timbal balik). Saat ini transformasi digital
mereka sudah mencakup banyak aspek dalam bisnis.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menilai kematangan budaya digital Danone
Aqua sebagai gambaran awal transformasi digital mereka yang telah diterapkan
sejak 8 tahun lalu, untuk mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan elemen
transformasi digital, untuk mengidentifikasi kesenjangan dan menetapkan fokus
utama perbaikan. Studi ini menggunakan model budaya digital dari Daniel Rowles.
Survei kuantitatif yang dilakukan menentukan kematangan budaya digital,
melibatkan 107 staf tingkat manajerial. Survei kualitatif yang dilakukan untuk
mengkonfirmasi hasil survey kuantitatif, melibatkan pemangku kepentingan utama
transformasi digital.
Berdasarkan studi kuantitatif dan kualitatif, penulis dapat menyimpulkan bahwa
transformasi digital di Danone Aqua khususnya divisi D2D telah
diimplementasikan dalam tingkat yang tepat. Ini ditunjukkan oleh tingkat
kematangan budaya digital yang baik pada skor 79% dan berada di tingkat empat -
proses diukur dan dikendalikan.
Perpustakaan Digital ITB