digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Atya Nur Aisha
PUBLIC Dewi Supryati

Industri perangkat lunak merupakan salah satu industri kreatif yang berperan terhadap perkembangan ekonomi nasional, melalui perluasan terhadap kesempatan kerja, penanaman modal asing, pengembangan teknologi informasi, dan peluang investasi. Pada industri ini tingkat persaingan antar perusahaan semakin tinggi, karena kebutuhan pelanggan dinamis dan cepat berubah, siklus hidup produk yang singkat, ketersediaan teknologi baru, dan inovasi dituntut berlangsung dengan cepat. Tingkat kegagalan usaha pada industri ini tinggi, mencapai 15,9%. Untuk bertahan dan memenangkan persaingan, perusahaan perlu untuk memanfaatkan kekuatan organisasi, yaitu kompetensi inti. Kompetensi inti merupakan kemampuan organisasi yang memungkinkan kinerja perusahaan yang unggul dan berkelanjutan. Selain itu, pada industri perangkat lunak terdapat perbedaan permasalahan yang dihadapi dan proses bisnis yang dijalankan antara skala kecil dan skala menengah. Oleh karena itu, diperlukan adanya penggalian kompetensi inti yang sesuai dengan skala usaha, dengan mempertimbangkan proses bisnis kunci perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kompetensi inti, mencakup dimensi dan elemen kompetensi inti, pada IKM perangkat lunak sesuai skala usaha untuk mendukung kinerja organisasi. Penelitian ini menggunakan desain mixed method dengan tipe eksplorasi bertahap yang terbagi menjadi fase kualitatif dan fase kuantitatif. Pada fase kualitatif terdapat tiga tahap penelitian, yaitu tahap pertama yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur bertujuan untuk mengeksplorasi proses bisnis, dimensi dan elemen kompetensi inti yang berkaitan dengan kondisi IKM perangkat lunak. Pengumpulan data kualitatif melibatkan enam IKM perangkat lunak skala kecil dan enam IKM perangkat lunak skala menengah. Pengolahan data kualitatif dilakukan menggunakan teknik analisis konten untuk mengidentifikasi proses bisnis yang relevan pada perusahaan skala kecil dan skala menengah. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh 10 kategori proses bisnis yang telah relevan pada IKM perangkat lunak. Tahap kedua adalah menentukan proses bisnis kunci menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Dari hasil AHP diperoleh lima kategori proses bisnis kunci pada IKM perangkat lunak, yaitu pengelolaan visi dan strategi, pengembangan produk dan layanan, pengelolaan pemasaran dan penjualan produk dan layanan, pengelolaan layanan pelanggan, serta pengelolaan teknologi informasi. Terdapat tiga dimensi kompetensi inti yang relevan dengan proses bisnis kunci di IKM perangkat lunak, yaitu kompetensi strategi, kompetensi teknologi, dan kompetensi pemasaran. Tahap ketiga adalah mengidentifikasi elemen kompetensi inti dan tingkat kemampuan kompetensi inti menggunakan analisis tematik dengan tiga metode identifikasi kode, yaitu descriptive coding, protocol coding, dan pattern coding. Berdasarkan pengolahan pada tahap ketiga di fase kualitatif dihasilkan komponen model kompetensi inti yang mencakup dimensi, elemen dan tingkat kemampuan kompetensi inti. Fase kuantitatif terdiri dari dua tahapan, antara lain tahap pertama adalah menyusun instrumen tahap kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur kompetensi inti dan kinerja IKM perangkat lunak. Usulan kuesioner yang disusun divalidasi menggunakan metode validasi konten dengan melibatkan empat orang pakar IKM perangkat lunak. Pada tahap kedua fase kuantitatif dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada IKM perangkat lunak di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta dengan pendekatan quota sampling kepada 88 sampel IKM perangkat lunak. Pengolahan data kuantitatif dilakukan menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLSSEM). Model kompetensi inti yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada penelitian ini terdiri dari tiga dimensi kompetensi inti (antara lain kompetensi strategi, kompetensi teknologi, dan kompetensi pemasaran) yang mencakup 15 elemen kompetensi inti dengan empat jenjang tingkat kemampuan pada setiap elemen kompetensi inti. Berdasarkan hasil pengujian model struktural, ketiga dimensi kompetensi inti memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi sebesar 0,227, 0,448, dan 0,207 (p < 0,05). Hasil pengujian empiris antar skala usaha menunjukkan perbedaan pengaruh signifikan pada dimensi kompetensi strategi terhadap kinerja organisasi. Nilai pengaruh dimensi kompetensi strategi terhadap kinerja organisasi pada IKM perangkat lunak skala menengah lebih besar (? = 0,355, p < 0,01) dibandingkan dengan pada skala kecil (? = 0,052, p > 0,1). Selain itu, tingkat kemampuan elemen kompetensi inti pada IKM perangkat lunak skala menengah lebih besar dibandingkan dengan IKM perangkat lunak skala kecil. Berdasarkan pengelompokkan kinerja organisasi, IKM perangkat lunak dengan kinerja tinggi memiliki tingkat kemampuan kompetensi inti yang lebih tinggi dibandingkan dengan IKM perangkat lunak dengan kinerja lebih rendah, baik pada skala kecil maupun skala menengah. Hasil ini menjadi landasan untuk menyusun rekomendasi pengembangan kompetensi inti untuk mendukung kinerja organisasi dan pengembangan kompetensi inti untuk perpindahan skala usaha