PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam sub sektor f ashion and craf t yang memproduksi jam
tangan kayu di Indonesia. Saat ini PT. XYZ menghadapi beberapa tantangan dalam menjual
produknya karena era VUCA dan situasi pandemi COVID-19. Di tahun 2020 dalam menghadapi
situasi pandemi, PT. XYZ menghadapi penurunan penjualan, kesulitan dalam menghasilkan desain
baru, dan penurunan hasil dari umpan balik konten keluaran dan kampanye di media sosial. Untuk
bertahan dan meningkatkan kinerja mereka di era ketidakpastian ini dalam menghadapi persaingan
yang ketat, kreativitas sangat dibutuhkan. Meski kreativitas sangat dibutuhkan agar bisnis mereka
tetap berkembang, PT. XYZ merasa kesulitan untuk merangsang pemikiran kreatif dari karyawan.
Agar bisnis mereka tetap berkembang dan membantu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif,
perusahaan mempertimbangkan kembali untuk menciptakan produk baru yang unik bagi konsumen
dengan meningkatkan kreativitas karyawan mereka melalui lingkungan kerja karena kinerja karyawan
dalam menghasilkan output kreatif terutama dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja. Berkaitan dengan
kreativitas di tempat kerja, isu tentang potensi kurangnya dukungan dari lingkungan kerja yang
mendukung kreativitas ditemukan di PT. XYZ.
Penelit ian ini bertujuan untuk membantu PT. XYZ meningkatkan kreativitas karyawannya dengan
menemukan situasi lingkungan kerja saat ini, menganalisis hubungan antar faktor lingkungan kerja,
dan menganalisis akar penyebab dari lingkungan kerja yang tidak mendukung kreativitas di PT. XYZ.
Populasi penelit ian ini adalah karyawan PT. XYZ yang melakukan pekerjaan kreatif dari divisi
pemasaran, divisi kreatif, dan divisi Research and Development (R&D) yang berjumlah 34 orang.
Penulis menggunakan “KEYS Questionnaire” dari Amabile untuk mengukur skor lingkungan kerja
dalam penelitian ini.
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa faktor lingkungan kerja yang menunjukkan skor tertinggi adalah
Work Group Support and Challenging Work (3,26) sedangkan skor terendah diperoleh oleh faktor
Organizational Impediments (2,06). Untuk analisis korelasi pada masing-masing faktor lingkungan
kerja yang dilakukan dengan korelasi Pearson, diperoleh hasil bahwa Stimulant Scales yang terdiri dari
Organizational Encouragement, Supervisory Encouragement, Work Group Support, Sufficient
Resources, Challenging Work, dan Freedom menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan satu
sama lain dan Obstacle Scales yang terdiri dari Workload Pressure dan Organizational Impediments
juga menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan satu sama lain. Dari hasil analisis korelasi
juga diketahui bahwa salah satu faktor dari Stimulant Scales yaitu Sufficient Resources menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan seluruh faktor dari Stimulant Scales dan seluruh faktor dari Obstacle
Scales.
Fishbone diagram digunakan untuk menganalisis akar penyebab lingkungan kerja yang tidak
mendukung kreativitas dan ditemukan bahwa kurangnya resources atau sumber daya merupakan
masalah utama pada lingkungan kerja yang mendukung kreativitas di PT. XYZ. Kurangnya sumber
daya terutama informasi berasal dari tidak adanya informasi yang merupakan akibat dari silo
organisasi, tidak adanya sharing session dengan karyawan senior, tidak tersedianya platf orm untuk
melakukan knowledge sharing, serta minimnya fasilitas dan anggaran yang disebabkan pemotongan
dana oleh perusahaan disebabkan situasi pandemi. Berdasarkan temuan tersebut, penulis mengajukan
beberapa rekomndasi seperti membuat program untuk membangun keselarasan di antara tim
kepemimpinan, melakukan daily stand-up meeting, menciptakan lingkungan kondusif untuk berbagi
pengetahuan, menggunakan bantuan platform untuk berbagi knowledge, dan membuat rencana
pengelolaan sumber daya (resource management plan) untuk mengelola sumber daya di perusahaan.
Perpustakaan Digital ITB