PT. X merupakan perkebunan milik negara yang bergerak di bidang Agribisnis dan Agroindustri dengan kegiatan usaha meliputi budidaya, penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengolahan dan penjualan komoditas perkebunan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan kedepannya, PT. X memiliki empat kelompok rencana restrukturisasi, termasuk restrukturisasi di bidang sumber daya manusia, operasi, keuangan dan pemasaran. Sesuai dengan usulan awal RJPP 2019-2023 bahwa tahun 2021 merupakan fase kedua yang masuk dalam fase restrukturisasi perseroan. Target PT. X pada fase ini tidak hanya menjadi perusahaan yang sehat tetapi juga berkelanjutan. Untuk mencapai target tersebut, PT. X berupaya agar strategi yang dirumuskan dapat efektif sesuai rencana. Namun demikian, terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi yang menjadi tantangan bagi PT. X untuk mencapai target dan visi misi. Hingga tahun 2020 kinerja keuangan PT. X masih mencatat kerugian, pendapatan perseroan hingga tahun 2020 terus menurun, dan tingkat kesehatan perseroan masih dalam kondisi “KURANG SEHAT / BBB”.
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan beberapa top level manajemen dan analisis menggunakan analisis Current Reality Tree (CRT), ditemukan bahwa akar penyebab rendahnya kinerja perusahaan adalah karena ketidaksesuaian sistem manajemen kinerja yang diterapkan saat ini yang lebih fokus pada aspek keuangan dan aspek yang bersifat jangka pendek. Untuk itu diperlukan sistem manajemen kinerja baru yang relevan dan dapat mengakomodir kebutuhan perusahaan agar perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kerangka Sistem Manajemen Kinerja yang sesuai dan merancang Sistem Manajemen Kinerja baru dari kerangka yang dipilih. Kerangka kerja yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Integrated Performance Management System (IPMS). Kerangka kerja IPMS dirancang dalam 5 (lima) tahap yang meliputi pondasi, informasi dasar, desain, implementasi dan penyegaran. Sesuai tahapan desain dari IPMS, akan dilakukan analisis detail faktor internal dan eksternal perusahaan, termasuk analisis visi, misi dan strategi perusahaan. Data diperoleh dari wawancara dan diskusi dengan orang-orang yang ahli di perusahaan dan dilengkapi dengan dokumen internal perusahaan. Ada 3 (tiga) perspektif yang digunakan dalam kerangka IPMS meliputi, keluaran organisasi, proses internal, dan kapabilitas sumber daya. Penelitian ini mengusulkan 34 KPI yang diturunkan dari visi, misi, strategi dan proses bisnis perusahaan. Dengan menerapkan Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi, PT. X akan dapat menyelesaikan masalahnya dalam meningkatkan kinerjanya.
Perpustakaan Digital ITB