Kendaraan Ringan Taktis Maung 4x4 merupakan kendaraan terbaru dari produk kendaraan fungsi khusus
di PT. Pindad. Kendaraan ini tidak hanya menarik pasar Tentara Nasional Indonesia (TNI) tapi juga menarik
pasar POLRI, Pemerintah, dan Sipil. Melihat pertumbuhan potensi pasar dan beberapa permasalahan yang
dihadapi selama proses produksi Maung 4x4 tahap pertama, PT. Pindad memutuskan untuk menjalin
kemitraan strategis dengan perusahaan manufaktur basic kendaraan yang mampu mendukung proses
produksi Maung 4x4. Permasalahan di dalam penelitian ini diidentifikasi menggunakan metode Kepner
Tregoe – Situation Appraisal. Terdapat tiga permasalahan utama yang ditemukan yaitu kesulitan PT. Pindad
untuk menemukan basic kendaraan yang sama dari manufaktur yang sama, efisiensi waktu produksi Maung
4x4, dan komponen yang tidak digunakan setelah proses dismantling pada basic kendaraan.
Terdapat beberapa perusahaan yang menjadi opsi untuk menentukan mitra strategis terbaik untuk proyek
ini. Untuk mendapatkan rekomendasi terbaik untuk proyek ini dan mempertimbangkan adanya beberapa
kriteria di dalam proses pengambilan keputusan, metode yang akan digunakan adalah Analytical Hierarchy
Process (AHP) dan Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART). Berdasarkan hasil dari wawancara,
terdapat 3 kriteria di dalam value tree yaitu Produk, Korporasi, dan Keuntungan. Kriteria produk terdiri dari
5 subkriteria yaitu Spesifikasi, Harga, Kualitas, lead time, dan fleksibilitas rolling chassis. Kriteria
Korporasi terdiri dari 5 subkriteria yaitu track record, pembatasan penggunaan, penerimaan pengguna,
pembatasan ekspor, dan populasi kendaraan. Kriteria Keuntungan terdiri dari 3 subkriteria yaitu kesempatan
bisnis baru, berbagi keahlian dan teknologi, dan pelayanan purna jual.
AHP dan SMART menghasilkan rekomendasi yang sama untuk kemitraan strategis proyek ini yaitu
Perusahaan B. Kriteria yang paling penting untuk kerjasama ini adalah Produk, Keuntungan, dan yang
terakhir adalah Korporasi.
Perpustakaan Digital ITB