digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternative terbaik pada untuk operasional dan perawatan fasilitas suar bakar dengan menggunakan metode pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM), mempertimbangkan penggunaan faktor BCOR (manfaat, biaya, kesempatan dan resiko) dalam industri migas. Industri migas telah menjadi urat nadi dan tulang punggung sumber daya energi di dunia. Tantangan yang dihadapi masih tetap sama, yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan energi dunia, namun juga meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu upaya, adalah dengan menjaga operasional dan pemeliharaan fasilitas pengendalian pencemaran, salah satunya fasilitas suar bakar. PT. CPI selalu berkomitmen untuk menjaga lingkungan di mana pun beroperasi. Permasalahan saat ini adalah tidak beroperasi nya salah satu fasilitas suar bakar. Mempertimbangkan permasalahan bisnis dalam pengambilan keputusan. Maka, metode MCDM dan pertimbangan faktor BCOR untuk menentukan alternatif terbaik akan sangat membantu. Dalam tugas akhir ini, metode MCDM yang digunakan adalah model Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 5 (lima) struktur bertingkat AHP, yang terdiri dari: tujuan, faktor, kriteria, sub-kriteria (pertimbangan terhadap aspek teknis, keselamatan, kelestarian lingkungan, hukum dan peraturan yang berlaku, ekonomi dan masalah bisnis lain nya) dan struktur terbawah adalah alternatif. Bobot BCOR tertinggi pertama adalah Benefit, kemudian resiko dan diikuti oleh biaya. Sedangkan alternatif terbaik adalah dengan menyalurkan gas yang akan di bakar ke fasilitas suar bakar terdekat. Implikasi dari penelitian tugas akhir ini, adalah analisa sensitivitas yang adalah tahap terakhir dari metode MCDM AHP ini, dapat membantu manajemen PT. CPI dalam menentukan kebijakan dan penentuan keputusan yang efektif dan tepat untuk operasional dan perawatan fasilitas suar bakar dengan mempertimbangkan faktor keuntungan, biaya, kesempatan dan resiko dan bagaimana jika dikemudian hari, ke-empat faktor ini mengalami perubahan prioritas di Lapangan Thorn dan ladang minyak lain nya, yang menjadi penguasaan PT. CPI