digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terlepas dari budaya keselamatan yang sangat baik dan permintaan manajemen untuk pelaporan kejadian tier-3 di salah satu unit operasi di PT ABC, salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia, ada kekhawatiran pada tren penurunan jumlah pelaporan kejadian keselamatan proses tier-3. Ini mungkin mengindikasikan disiplin operasional yang baik atau kelalaian operator dalam melaporkan peristiwa tersebut, atau bahkan faktor-faktor lainnya. Untuk mempertahankan kewaspadaan dalam operasi terutama ketika jumlah kejadian keselamatan proses tier-1 atau 2 sudah rendah, studi untuk mengidentifikasi penyebab utama diperlukan untuk meningkatkan sistem pelaporan peristiwa keselamatan proses tier-3. Studi ini akan menggunakan metode lean sigma untuk peningkatan persentase pelaporan peristiwa keselamatan proses tier-3, waktu pelaporan, dan waktu pengumpulan data untuk analisis penyebab di PT. ABC. Menurut hasil studi, kondisi eksternal tidak memungkinkan pekerja operasi untuk menunjukkan perilaku dalam mendeteksi kejadian tier-3, terutama untuk aktivasi katup pengaman tekanan. Karena tingkat visibilitas konsekuensinya relatif rendah, deteksi kejadian bergantung pada pengamatan lansung dari operator. Pelaporan sukarela mungkin tidak efektif dalam kondisi ini. Pendekatan tersebut akan tergantung pada kualitas yang baik dari faktor internal individu untuk memenuhi harapan dari lingkungan. Hal lain yang teridentifikasi bahwa organisasi harus memiliki beberapa fungsi yang tidak mempunyai nilai tambah akibat kualitas faktor internal individu yang beragam dalam melakukan pelaporan kejadian. Untuk hasil yang lebih baik, PT. ABC disarankan untuk memiliki metode berbasis observasi yaitu sistem deteksi otomatis Peristiwa Keselamatan Proses yang kurang terlihat seperti peristiwa Tier-3. Dalam proses baru, skrip untuk mendapat data operasi dari database akan dilakukan setiap 12 jam. Selanjutnya diikuti dengan menjalankan prosedur oracle untuk mendeteksi Peristiwa Tier-3. Kemudian, skrip terjadwal akan secara otomatis mengirimkan notifikasi setiap 24 jam kepada penerima yang terdaftar. Notifikasi tersebut mencakup informasi yang diperlukan untuk analisis kausal. Alat IT ini memiliki kemampuan untuk secara otomatis mendeteksi dan mengirim laporan dalam 24 jam ketika terjadi Peristiwa Tier-3. Alat ini juga dapat memberikan deskripsi rinci untuk mengurangi diskusi dengan operasi dalam proses pengumpulan data. Proyek ini dimulai pada Juni 2020 dan saat ini telah selesai sampai fase control. Proses yang ditingkatkan ini telah diserahterimakan kepada pemilik proses dan pemantauan untuk durasi 12 bulan masih berlangsung untuk memastikan keberlanjutan proses yang ditingkatkan. Untuk peningkatan ke depan, disarankan untuk memiliki fitur data analisis dan prediksi untuk meningkatkan nilai fungsi sistem pelaporan peristiwa tier-3.