digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan mineral menggunakan proses flotasi dengan konsentrat tembaga sebagai produk akhir yang kemudian dijual kepada klien. Permasalahan muncul diawali terjadinya gangguan pada rantai pasok pada salah satu barang yang bersifat penting didalam proses produksi, yaitu kain filtrasi (filter cloth). Kain ini digunakan pada proses akhir dari lini produksi dimana slurry konsentrat disaring untuk mengurangi kandungan air didalamnya menjadi 9-10%. Semenjak pandemic COVID-19, rantai pasok kain filtrasi mulai terganggu yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kain yang mampu di suplai oleh supplier maupun keterlambatan kedatangan barang kepada pengguna, sehingga menyebabkan PT XYZ tidak mampu menjaga jumlah minimal kain filtrasi di warehouse. Bahkan sempat terjadi kekosongan pada bulan November 2020. Strategi rantai pasok menggunakan hanya supplier tunggal saja sebagai akar permasalahan didapat dengan menggunakan metode 5 Whys. Salah satu keunggulan supplier tunggal untuk pengurangan biaya, namum disatu sisi mampu mengekspos terhadap resiko operasi lainnya. Nilai konsumsi kain filtrasi harian yang sekitar USD 1,128-1,550 tidak sebanding jika dibandingkan dengan nilai produksi harian PT XYZ, yaitu sekitar USD 2.2 juta. Ketidaktersediaan kain filter dapat mengekspos terhadap resiko operasional, walau hanya 1 hari yang terhitung sebesar USD 2.2 juta. Mitigasi resiko yang diajukan untuk menyelesaikan permasalahan adalah dengan mengubah strategi rantai pasok yang semula dari supplier tunggal menjadi beberapa supplier dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.