PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan mineral menggunakan
proses flotasi dengan konsentrat tembaga sebagai produk akhir yang kemudian dijual kepada
klien. Permasalahan muncul diawali terjadinya gangguan pada rantai pasok pada salah satu
barang yang bersifat penting didalam proses produksi, yaitu kain filtrasi (filter cloth). Kain ini
digunakan pada proses akhir dari lini produksi dimana slurry konsentrat disaring untuk
mengurangi kandungan air didalamnya menjadi 9-10%.
Semenjak pandemic COVID-19, rantai pasok kain filtrasi mulai terganggu yang mengakibatkan
terjadinya penurunan jumlah kain yang mampu di suplai oleh supplier maupun keterlambatan
kedatangan barang kepada pengguna, sehingga menyebabkan PT XYZ tidak mampu menjaga
jumlah minimal kain filtrasi di warehouse. Bahkan sempat terjadi kekosongan pada bulan
November 2020. Strategi rantai pasok menggunakan hanya supplier tunggal saja sebagai akar
permasalahan didapat dengan menggunakan metode 5 Whys. Salah satu keunggulan supplier
tunggal untuk pengurangan biaya, namum disatu sisi mampu mengekspos terhadap resiko
operasi lainnya.
Nilai konsumsi kain filtrasi harian yang sekitar USD 1,128-1,550 tidak sebanding jika
dibandingkan dengan nilai produksi harian PT XYZ, yaitu sekitar USD 2.2 juta.
Ketidaktersediaan kain filter dapat mengekspos terhadap resiko operasional, walau hanya 1 hari
yang terhitung sebesar USD 2.2 juta. Mitigasi resiko yang diajukan untuk menyelesaikan
permasalahan adalah dengan mengubah strategi rantai pasok yang semula dari supplier tunggal
menjadi beberapa supplier dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Perpustakaan Digital ITB