Teknologi digital saat ini membantu menggeser industri jasa keuangan Indonesia dari saluran
tradisional ke saluran digital (internet dan telepon genggam). Industri jasa keuangan harus melanjutkan
program digitalisasi mereka dan bergerak cepat untuk menarik pelanggan baru dan membangun
loyalitas kepada pelanggan yang sudah ada. PT Pos Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bertanggung jawab untuk menyediakan jasa pos dan keuangan di Indonesia. Baru-baru ini PT Pos
mengembangkan layanan produk bernama PosGiro Mobile (PGM) untuk bersaing dengan perusahaan
fintech lain guna menjangkau konsumen di era digital. Namun, PT Pos mengalami kesulitan untuk
mengikuti lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat terutama dalam menyediakan layanan
keuangan yang ramah pengguna kepada konsumennya, sehingga konsumen hampir tidak dapat
mengadopsi produk dan kebingungan dalam penggunaan aplikasi PGM. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi
intensi konsumen untuk menggunakan layanan keuangan digital; Kedua, untuk mengetahui peran
faktor-faktor yang signifikan dalam meningkatkan intensi konsumen untuk menggunakan layanan
keuangan digital; Ketiga, untuk mengusulkan strategi yang tepat untuk meningkatkan intensi dalam
menggunakan jasa keuangan PosGiro Mobile. Penelitian ini menggunakan metode gabungan dari
penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menilai lingkungan eksternal dan internal PGM. Pertama,
analisis lingkungan umum, analisis industri, dan analisis pesaing dilakukan untuk menilai lingkungan
eksternal PT Pos. Kedua, penulis menganalisis situasi internal perusahaan dengan menggunakan
pendekatan analisis bauran pemasaran, STP, dan VRIO. Dan ketiga, penulis melakukan survei
kuantitatif untuk mendapatkan wawasan konsumen tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan
intensi untuk mengadopsi layanan keuangan digital dengan menggunakan pendekatan Technology
Acceptance Model. Hasil keseluruhan analisis kemudian dirangkum dalam Analisis SWOT; sekaligus
menjadi masukan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari permasalahan bisnis tersebut.
Hasilnya, penulis menemukan delapan akar penyebab rendahnya adopsi PosGiro Mobile, yaitu umpan
balik negatif terhadap kinerja aplikasi, konsumen yang masih belum mengetahui fitur PGM,
pengalaman pengguna yang buruk, layanan pelanggan yang tidak responsif, inovasi yang kurang dalam
membuat fitur yang menarik, perkembangan aplikasi yang lambat, media sosial yang kurang interaktif,
dan kurangnya iklan massal. Kemudian, penulis merumuskan 12 alternatif solusi berdasarkan
pendekatan matriks TOWS. 12 alternatif solusi yang relevan dengan akar permasalahan digunakan
untuk mengembangkan strategi pemasaran digital, yang terdiri dari pemasaran konten online, iklan
tampilan online, peningkatan fitur aplikasi PGM, dan strategi pemasaran media sosial. Rencana
implementasi selanjutnya dikembangkan sedemikian rupa sehingga strategi pemasaran digital yang
diusulkan dapat meningkatkan niat konsumen untuk menggunakan PosGiro Mobile.
Perpustakaan Digital ITB