digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi digital saat ini membantu menggeser industri jasa keuangan Indonesia dari saluran tradisional ke saluran digital (internet dan telepon genggam). Industri jasa keuangan harus melanjutkan program digitalisasi mereka dan bergerak cepat untuk menarik pelanggan baru dan membangun loyalitas kepada pelanggan yang sudah ada. PT Pos Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara yang bertanggung jawab untuk menyediakan jasa pos dan keuangan di Indonesia. Baru-baru ini PT Pos mengembangkan layanan produk bernama PosGiro Mobile (PGM) untuk bersaing dengan perusahaan fintech lain guna menjangkau konsumen di era digital. Namun, PT Pos mengalami kesulitan untuk mengikuti lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat terutama dalam menyediakan layanan keuangan yang ramah pengguna kepada konsumennya, sehingga konsumen hampir tidak dapat mengadopsi produk dan kebingungan dalam penggunaan aplikasi PGM. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: Pertama, untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi intensi konsumen untuk menggunakan layanan keuangan digital; Kedua, untuk mengetahui peran faktor-faktor yang signifikan dalam meningkatkan intensi konsumen untuk menggunakan layanan keuangan digital; Ketiga, untuk mengusulkan strategi yang tepat untuk meningkatkan intensi dalam menggunakan jasa keuangan PosGiro Mobile. Penelitian ini menggunakan metode gabungan dari penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk menilai lingkungan eksternal dan internal PGM. Pertama, analisis lingkungan umum, analisis industri, dan analisis pesaing dilakukan untuk menilai lingkungan eksternal PT Pos. Kedua, penulis menganalisis situasi internal perusahaan dengan menggunakan pendekatan analisis bauran pemasaran, STP, dan VRIO. Dan ketiga, penulis melakukan survei kuantitatif untuk mendapatkan wawasan konsumen tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan intensi untuk mengadopsi layanan keuangan digital dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model. Hasil keseluruhan analisis kemudian dirangkum dalam Analisis SWOT; sekaligus menjadi masukan untuk mengidentifikasi akar permasalahan dari permasalahan bisnis tersebut. Hasilnya, penulis menemukan delapan akar penyebab rendahnya adopsi PosGiro Mobile, yaitu umpan balik negatif terhadap kinerja aplikasi, konsumen yang masih belum mengetahui fitur PGM, pengalaman pengguna yang buruk, layanan pelanggan yang tidak responsif, inovasi yang kurang dalam membuat fitur yang menarik, perkembangan aplikasi yang lambat, media sosial yang kurang interaktif, dan kurangnya iklan massal. Kemudian, penulis merumuskan 12 alternatif solusi berdasarkan pendekatan matriks TOWS. 12 alternatif solusi yang relevan dengan akar permasalahan digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran digital, yang terdiri dari pemasaran konten online, iklan tampilan online, peningkatan fitur aplikasi PGM, dan strategi pemasaran media sosial. Rencana implementasi selanjutnya dikembangkan sedemikian rupa sehingga strategi pemasaran digital yang diusulkan dapat meningkatkan niat konsumen untuk menggunakan PosGiro Mobile.