Pandemi global Covid-19 telah menjadi tekanan di sejumlah besar negara pada awal tahun
2020. Dengan tidak adanya vaksin dan kapasitas medis yang terbatas untuk mengobati virus
tersebut, meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kebersihan menjadi strategi utama untuk
melawan penyakit tersebut. Industri pariwisata yang paling terpukul oleh kondisi ini akibat
larangan travel dan kebijakan social distancing untuk meminimalisir penyebaran virus, banyak
pelaku bisnis travel yang harus gulung tikar, namun beberapa diantaranya memilih tetap
bertahan dengan pemikiran positif krisis ini akan segera berakhir. Era normal baru adalah
kondisi transisi dari krisis ke kembali bangkit, di era ini masyarakat didorong untuk beradaptasi
dan mengadopsi kondisi tersebut dan teknologi digital paling banyak menggunakan teknologi
untuk menghadapi kondisi tersebut. Di sisi lain, pariwisata Indonesia menunjukkan tren yang
positif pada tahun 2015-2018. Pada tahun 2019, pemerintah Indonesia juga memiliki program
lima super destinasi yang menjadi prioritas utama dan Labuan Bajo merupakan salah satu
program dengan skor keberlanjutan 30,57%. Rafida adalah live on board yang berlokasi di
Labuan Bajo. Karena kondisi ini, Rafida menghadapi masalah bisnis yang menurun saat terjadi
pandemi.
Ada dua lingkungan utama yang mempengaruhi masalah bisnis Rafida, lingkungan internal
dan eksternal. Lingkungan internal dianalisis dengan analisis STP dan inventaris merek. Untuk
lingkungan eksternal dianalisis dengan analisis PESTEL dan eksplorasi merek. Setelah
menentukan lingkungan internal dan eksternal, dilakukan penelitian kuantitatif untuk menggali
kebutuhan dan keinginan pelanggan di era new normal, dan analisis SWOT Rafida untuk
mengetahui potensi akar penyebab apa yang harus diselesaikan.
Dengan menggunakan matriks TOWS, penelitian ini menghasilkan banyak alternatif solusi,
namun solusi yang paling sesuai dengan Rafida telah dipilih, yaitu pemanfaatan media sosial
yang maksimal, dukungan program pemasaran, penambahan tenaga spesialis saluran digital,
penyempurnaan ekuitas merek Rafida dan bekerjasama dengan agen perjalanan daring. Solusi
bisnis yang diusulkan ini didefinisikan dalam jadwal dan anggaran implementasi yang
diusulkan. Penulis juga menyarankan penelitian lebih lanjut karena kondisi ketidakpastian
terkait krisis pandemi COVID 19.