2021_TS_PP_Ilham Ramadan Pandu Setia N.S_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Yose Ali Rahman
Indonesia merupakan negara yang memiliki pendapatan menengah ke bawah. Perekonomian Indonesia
sendiri didukung oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2019 jumlah UMKM
di Indonesia mencapai 99,9% dari unit usaha yang sudah mapan di Indonesia. Banyak perusahaan di
Indonesia yang mencoba melakukan peningkatan dari UMKM menjadi perusahaan besar. Salah satu
perusahaan yang sedang tumbuh dan berusaha berkembang adalah Jafa Indonesia Juara (JAFA).
JAFA merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang jasa
pembuatan seragam olahraga (jersey) sepak bola yang berdiri sejak Januari 2013. JAFA telah
berpengalaman lebih dari 7 tahun di bidang pakaian olahraga (khususnya seragam sepak bola). Selain
itu, peningkatan inovasi dan teknologi juga menjadi lebih bernilai dalam proses produksi di JAFA. Hal
ini membuat beberapa merek lokal produksi kaos sepak bola mempercayakan karya ke JAFA. Sumber
daya manusia yang berkualitas, manajemen yang rapi, tepat waktu dan inovasi teknologi masa depan
dalam proses produksi merupakan nilai tambah yang menjadikan kualitas dan harga jual JAFA berada
di kelas menengah dibandingkan dengan vendor/ konveksi konvensional. Beberapa merek lokal
ditangani oleh JAFA, seperti FAIGK, Man of The Match (MOTM), Aften Sport Indonesia, Javaria,
Erbog, Rawna, Damar, dan lainnya. Tak jarang beberapa institusi dan event olahraga mempercayakan
hasil karya jersey di JAFA. JAFA tentunya memiliki keinginan untuk terus meningkatkan skala
perusahaan.
Berdasarkan teori The Five Phases of Growth oleh Greiner dalam Sunitiyoso (2016), masalah utama di
JAFA berada pada titik kritis di mana perusahaan ingin memasuki fase baru dari 'Fase Kreativitas' ke
'Fase Arah'. Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan Direktur JAFA, pada
September 2020 merupakan awal tumbuhnya JAFA di era pandemi Covid-19 di mana pendapatan JAFA
sebesar Rp130 juta. Ini merupakan pendapatan terbesar JAFA selama tahun 2020. Ini menjadi titik awal
JAFA untuk terus berkembang. Meskipun mereka harus menanggung rasa sakit yang terus tumbuh, baik
dari sisi Pendiri-CEO maupun Pengembangan Organisasi. Peneliti dalam penelitian ini menganalisis
seberapa efektif JAFA dalam mengelola pertumbuhan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan observasi data primer dan sekunder
melalui studi pustaka dan dokumen. Pendekatan analisis data yang diperoleh dilakukan dengan keadaan
sebenarnya dari objek yang diteliti. Sehingga penelitian ini akan memberikan hasil berupa rekomendasi
pengembangan JAFA untuk perbaikan manajemen pertumbuhan kedepannya.
Perpustakaan Digital ITB