Goods Project merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi berbasis online
di Kota Bandung, yang didirikan pada tanggal 1 Febuari 2016. Pelayanan yang di tawarkan oleh Goods
Project yaitu pembuatan pakaian dalam skala menengah hingga besar. Dalam beberapa tahun terakhir,
Goods Project melihat bahwa masih belum optimalnya proses produksi yang dilakukan karena selalu
mengalami keterlambatan dari jadwal yang telah ditentukan ketika melakukan produksi dalam jumlah
besar. Hal ini mungkin terjadi karena sistem produksi yang dilakukan belum optimal dan terjadi
kesalahan-kesalahan kecil yang tidak diperhatikan oleh manajemen sehingga menyebabkan kesalahan
tersebut selalu terjadi.
Oleh karena itu penulis mencoba melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
oleh Goods Project menggunakan konsep Lean Six Sigma dengan metode DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve, dan Control). Penelitian dimulai dengan mendefinisikan (Define) sistem produksi,
dan menentukan ruang lingkup penelitian. Kemudian mengukur (Measure) sistem produksi melalui
data yang didapat dari data internal perusahaan dan disajikan dalam bentuk grafik dan table. Kemudian
menganalisa (Analyze) masalah yang berkaitan menggunakan Root Cause Analysis dengan konsep
Fishbone diagram 6M (Man, Method, Material, Machine, Measurement, dan Mother Nature). Dan
melakukan wawancara dengan narasumber dari Goods Project, selain itu melakukan observasi ke
beberapa bagian di perusahaan.
Dari hasil analisis akar penyebab ditemukan bahwa masalah berada dalam faktor Man, Method,
Machine, dan Measurement. Pada faktor Method ditemukan bahwa urutan penjadwalan yang tidak
beraturan dan juga keterlambatan pada sisa pembayaran invoice yang mengakibatkan keterlambatan
pada pembelanjaan bahan baku. Pada Faktor Man ditemukan bahwa para karyawan tidak memiliki
kontrak kerja sehingga hal itu menimbulkan tidak adanya komitmen dengan perusahaan dan
kurangnya pemahaman terhadap SOP yang telah ditetapkan, dan juga tidak ada KPI dalam menilai
performa karyawan. Pada faktor Measurement perusahaan tidak menerapkan KPI pada kapasitas
produksi dan waktu produksi, yang dimana berakibat pada proses produksi yang tidak efektif.
Selanjutnya pada faktor Machine penggunaan alat sablon manual membutuhkan waktu yang lebih
panjang dan juga tenaga kerja yang lebih banyak, selain itu masih ada beberapa mesin jahit yang tidak
dioperasikan karena kurangnya tenaga kerja.
Kemudian penulis melakukan brainstorming terkait dengan hasil analisis untuk mengoptimalkan
sistem produksi. Fase peningkatan (Improve) menghasilkan bahwa Goods Project dapat
menyelesaikan masalah dengan menerapkan KPI pada beberapa bagian di perusahaan terutama pada
sistem administrasi, produksi, & sumber daya manusia dan juga menerapkan sistem penjadwalan yang
lebih efektif. Selanjutnya melakukan kontrol (Control) pada implementasi strategi yang telah
dilakukan.
Perpustakaan Digital ITB