Perkembangan bisnis arsitektur di Indonesia kini semakin maju dimana saat ini banyak
bermunculan arsitek muda yang memiliki kreatifitas yang beragam. Selain itu di saat memasuki
era digital menambah ketatnya persaingan di industry ini. Dalam menghadapi era digital dan
perjuangan dalam mendirikan sebuah perusahaan arsitek dan interior saat ini banyak arsitek
dan desainer muda yang kesulitan dalam mengembangkan perusahaanya ketika mereka
mencoba untuk berdikari. Kurangnya pengetahuan manajement secara bisnis menyebabkan
banyak arsitek dan desainer muda yang gagal dalam mengembangkan perusahaanya.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil data yang bersumber dari eksternal dimana peneliti
melakukan analisa terhadap beberapa studio arsitektur junior dan senior untuk menemukan
masalah dan cara mengatasinya. Peneliti menggunakan PEST, 5 porter, customer perspektif
dan customer persona untuk mengidentifikasi setiap masalah yang akan di uji. Peneliti juga
menganalisa apa saja yang perlu disiapkan oleh seorang arsitek yang membangun perusahaan
arsitektur dalam menghadapi perkembangan jaman di era digital ini.
Hasil dari penelitian ini adalah setiap perushaan arsitek perlu memiliki perencanaan yang
matang dalam membangun sebuah perusahaan, yang di dalamnya ada rencana kerja yang baik
berlandas dari kemampuan internal organisasinya, keuangan, sumber daya manusia, marketing
,dan relasi yang luas, kemampuan teknologi yang memadai serta kualitas pekerjaan yang
mumpuni, akan membuat sebuah perusahaan arsitek dan interior mampu bersaing menguasai
market mengejar arah dan tujuan yang telah di tentukan. Penguasaan dunia digital saat ini akan
sangat membantu para arsitek dan desainer dalam menghadapi persaingan jaman di era digital