PT Pupuk Kujang merupakan bagian dari grup PT Pupuk Indonesia Holding yang
dimana kegiatan bisnis utamanya adalah produksi dan penyaluran pupuk serta
berbagai macam produk turunannya. PT Pupuk Kujang memiliki anak perusahaan
yaitu PT Sintas Kurama Perdana dengan kepemilikan saham 99% yang bergerak di
bidang industri kimia dan memproduksi asam formiat. PT Pupuk Kujang memiliki
2 pabrik Ammonia-Urea yaitu Kujang 1A dan 1B serta Pabrik Pemurnian CO
(PPCO) yang mengambil umpan gas dari Kujang 1A. Terdapat Sinergi antara induk
dengan anak perusahaan tersebut dimana PT Pupuk Kujang menjual produk yang
bersumber dari jalur Kujang 1A yaitu gas CO, steam, dan listrik ke PT Sintas
Kurama Perdana yang selanjutnya diproses menjadi asam formiat.
Masalah yang muncul adalah bahan baku pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B yaitu
gas alam berpotensi mengalami penurunan pasokan sehingga akan mengakibatkan
penutupan salah satu pabrik yaitu Kujang 1A yang sudah tua dan tidak efisien yang
kemudian akan berefek terhadap berhentinya pasokan bahan baku ke pabrik asam
formiat PT Sintas Kurama Perdana. Atas dasar hal tersebut muncul rencana proyek
investasi interkoneksi dari pabrik PPCO ke Kujang 1B, oleh karena itu penelitian
ini bertujuan menganalisis kelayakan rencana investasi tersebut melalui
perhitungan Discounted Cash Flow (DCF) dengan indikator Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP).
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh NPV sebesar Rp 130.329.528.217 dengan
IRR 19,07% dan PBP 7,74 tahun sehingga proyek dikategorikan layak untuk
dijalankan. Dengan berjalannya proyek ini maka keberlangsungan PT Sintas
Kurama akan lebih terjaga dan sinergi yang terjadi dapat lebih ditingkatkan bukan
hanya transaksi bahan baku dan dividen namun PT Sintas Kurama Perdana dapat
berperan sebagai distributor produk retail PT Pupuk Kujang dan mengembangkan
pasar sektor konsumen yang berbeda untuk produk asam formiat.
Perpustakaan Digital ITB