digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pendekatan kombinasi imunisasi Inactivated Polio Vaccine (IPV) dan Oral Polio Vaccine (OPV) dalam program eradikasi polio oleh WHO menyebutkan bahwa setidaknya satu dosis IPV perlu diperkenalkan dalam program vaksinasi rutin di setiap negara. Keberhasilan penerapan IPV dalam program eradikasi polio di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, akan bergantung pada ketersediaan vaksin yang efektif dengan harga terjangkau. Vaksin heksavalen merupakan salah satu pendekatan potensial untuk memperkenalkan IPV dengan harga yang relatif murah melalui vaksin kombinasi. Selain itu, vaksin heksavalen dapat menyederhanakan jadwal imunisasi rutin yang kompleks, mengurangi biaya pengiriman dan injeksi, dan meningkatkan kepatuhan. Sebagai perusahaan milik negara yang memproduksi dan juga memasok kebutuhan vaksin dalam program imunisasi wajib Indonesia, Bio Farma bermaksud untuk mengembangkan vaksin heksavalen sebagai upaya untuk memperkenalkan vaksin kombinasi yang mengandung IPV dalam program imunisasi wajib untuk bayi dan balita Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan finansial dari proyek pengembangan vaksin heksavalen. Analisis lingkungan eksternal dan internal dilakukan untuk menggambarkan situasi bisnis dalam merumuskan strategi untuk mengatasi masalah bisnis. Studi ini menekankan teknik penganggaran modal untuk mengevaluasi proyek investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek pengembangan vaksin heksavalen layak secara finansial karena nilai bersih saat ini yang positif (Rp 209,308,155,779), periode pengembalian yang lebih singkat (9.03 tahun) dari periode proyek (20 tahun), dan tingkat pengembalian internal (30.60%) yang lebih besar dari biaya modal rata-rata tertimbang (18,52%). Analisis sensitivitas mengungkapkan bahwa harga jual merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap nilai bersih proyek saat ini. Kurangnya jumlah sumber daya manusia yang tersedia merupakan risiko dengan tingkat prioritas penanganan tertinggi berdasarkan penilaian risiko. Beberapa tindakan dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko ini, seperti meningkatkan efisiensi kerja, menyediakan sistem insentif, dan kesiapan penyelia dan manajer untuk mengambil bagian dalam kegiatan teknis jika diperlukan.