Keselamatan Proses adalah kerangka kerja disiplin untuk mengelola integritas sistem dan proses operasi berbahaya, dengan menerapkan teknik desain yang baik, praktik pengoperasian dan pemeliharaan. Ini berkaitan dengan pencegahan dan mitigasi insiden yang berpotensi menyebabkan dengan melepaskan bahan berbahaya atau energi. Manajemen Keselamatan Proses (MKP) merupakan suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengurangi dampak akibat terlepasnya bahan beracun, reaktif, mudah terbakar dan mudah meledak yang dapat berbahaya bagi pekerja ataupun masyarakat disekitar yang dapat menyebabkan cidera, luka ataupun kematian.
PT Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai adalah salah satu unit pengolahan yang dimiliki oleh Pertamina terletak di Dumai – Riau, Sumatra (Indonesia). Unit Pengolahan ini memiliki unit proses untuk memproses minyak mentah menjadi berbagai macam produk hidrokarbon. Sebagai unit pengolahan, RU II memiliki bahaya proses yang dapat menyebabkan proses safety insiden.
Pertamina mengimplementasikan MKP untuk mengendalikan bahaya proses tersebut. Sistem ini terdiri dari 15 element merefer Occupational Safety and Health Administration (OSHA) dan Center for Chemical Process Safety (CCPS). Thesis ini mempelajari bagaimana menentukan tujuan dan elemen yang harus diprioritaskan dalam penerapan MKP dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil AHP kita dapat melihat bahwa tujuan utama dalam mengimplementasikan MKP adalah untuk Keselamatan Personal (26,8 %), Keselamatan Proses dan Peralatan (26,8%), Kehandalan Peralatan (10,9 %). Keselamatan Komunitas sekitar (8,9 %) dan proses Produksi (6,2 %). Elemen prioritas yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Elemen 0 Kepemimpinan Keselamatan Proses, Elemen 7 Prosedur Operasi dan Elemen 6 Cara Kerja Aman.
Perpustakaan Digital ITB