Industri fesyen adalah industri dengan pertumbuhan cepat, serta subsektor ekonomi kreatif
terbesar kedua di Indonesia. Industri fesyan sendiri terbagi menjadi fast fashion dan slow
fashion. Industri fast fashion berfokus pada kecepatan dan kuantitas, sedangkan industri slow
fashion berfokus pada kualitas dan visi merek. Dengan banyaknya bisnis dan merek, industri
fesyen memiliki pasar yang kompetitif di mana banyak merek menjual barang yang sama
dengan harga bersaing pada waktu yang bersamaan. Brand fesyen perlu mengembangkan
strategi baru untuk menarik perhatian konsumen dengan menciptakan koneksi ke hati mereka.
Banyak merek fesyen menggunakan strategi branding emosional untuk melibatkan pelanggan,
memikat kebutuhan, aspirasi, dan ego mereka. Emotional Branding didefinisikan sebagai
keterlibatan antara merek dan pelanggan untuk menciptakan hubungan emosional yang
mendalam, jangka panjang dan intim, yang menciptakan hubungan khusus berdasarkan
pengalaman emosional.
Di pasar yang sangat kompetitif, Labuan menghadapi pendapatan yang tidak stabil sejak awal
bisnis. Masalah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam aspek produk, harga, tempat, dan
promosi. Untuk membantu perusahaan menyelesaikan masalah bisnis, Labuan memerlukan
strategi untuk meningkatkan penjualan. Untuk membuat solusi bisnis, Labuan melakukan
analisis penelitian menggunakan analisis internal, analisis eksternal, dan analisis pelanggan
sebagai proses validasi. Labuan menggunakan analisis STP, dan analisis Marketing Mix 4P
untuk mengidentifikasi masalah bisnis internal. Untuk analisis eksternal, Labuan
menggunakan Porter's Five Forces dan Analisis Pesaing untuk melakukan pembandingan
dengan pesaing lain. Labuan juga melakukan wawancara dengan pelanggan saat ini dan calon
pelanggan untuk mendapatkan wawasan, perilaku pelanggan, dan preferensi pelanggan
terhadap merek dan produk.
Hasil dari analisis disimpulkan menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi akar
penyebab masalah. Penyebab mendasar masalah bisnis Labuan adalah kurangnya variasi
produk; produk tidak sesuai; kurangnya nilai produk; harga produk; kurangnya saluran
distribusi; kurangnya variasi alat kegiatan promosi. Labuan juga menemukan bahwa pesaing
lain menggunakan branding emosional untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Solusi bisnis yang diusulkan untuk memecahkan masalah adalah: struktur organisasi baru,
formulasi STP baru, strategi bauran pemasaran baru. Labuan menerapkan emotional branding
untuk strategi pemasaran; produk, harga, tempat, dan promosi. Empat aspek utama dalam
branding emosional adalah sensory experience, story telling, cause-branding, empowerment.
Perpustakaan Digital ITB