ABSTRAK Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana BAB 5a Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC  BAB 6 Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana COVER Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Faujan Zein Mutaqin
PUBLIC yana mulyana
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Keterlambatan pendeteksian penyakit ini akan meningkatkan resiko kematian
pada penderita. Kanker pada stadium awal pada dasarnya dapat diatasi dengan
berbagai macam terapi. Deteksi dini dan terapi kanker lebih awal dapat
mengurangi resiko kematian penderita. Selama ini penanganan penyakit kanker
dilakukan dengan iradiasi, kemoterapi, atau kombinasi keduanya, dan
pengangkatan jaringan kanker. Pengobatan dengan iradiasi hingga kini masih
belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, sedangkan kemoterapi bersifat
tidak selektif dan sering menginduksi kanker primer kedua sebagai akibat dari
sifat karsinogenik yang umumnya juga dimiliki oleh senyawa yang digunakan.
Demikian juga dengan pengangkatan jaringan kanker yang sering tidak sempurna.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menemukan teknik diagnosis
dan terapi kanker yang efektif dan aman dalam penggunaannya.
Diagnosis dan terapi secara radiofarmasi adalah salah satu alternatif terbaik untuk
mengatasi hal tersebut. Pelabelan radionuklida pemancar gamma dan beta pada
senyawa pembawa yang selektif berikatan dengan jaringan kanker akan
menghasilkan radiofarmaka yang aman dan potensial. Radiasi gamma dapat
digunakan untuk diagnosis, sementara partikel beta melalui besaran energi yang
dihasilkan dapat membunuh sel kanker. Peranan senyawa pembawa untuk
mengantarkan radiasi gamma dan beta pada jaringan kanker menjadikan diagnosis
yang tepat dan terapi yang selektif dan aman.
Porfirin dan turunannya banyak dipelajari untuk terapi kanker karena memiliki
selektivitas yang tinggi terhadap sel kanker. Penelitian ini bertujuan untuk
mensintesis senyawa porfirin baru larut air, meso - 5, 15 - di [3, 4 - bis (karboksi
metilen oksi) fenil] porfirin (D3,4BCPP) dan meso - 5, 15 - di [3, 4 - bis (karboksi
metilen oksi) fenil], 10, 20 - difenil porfirin (D3,4BCPDPP), melabelnya dengan
radionuklida pemancar gamma atau beta, dan uji biodistribusinya untuk
menghasilkan kandidat radiofarmaka untuk diagnosis atau terapi kanker.
Penelitian diawali dengan pemodelan molekul dan prediksi toksisitas untuk
memprediksi stabilitas dan keamanan senyawa yang akan disintesis serta
iii
kemungkinannya untuk dilabel dengan radionuklida. Hasil pemodelan molekul
menggunakan perhitungan metode teori fungsi densitas (density functional theory,
DFT) menunjukkan bahwa senyawa D3,4BCPP dan D3,4BCPDPP memiliki energi
total yang rendah yang menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut stabil. Gugus
karboksilat pada substituen meso senyawa D3,4BCPP dan D3,4BCPDPP dapat
dilabel dengan radionuklida rhenium (Re) menghasilkan kompleks Re-D3,4BCP
dan Re-D3,4BCPDPP yang lebih stabil walaupun mengalami perubahan molekular
senyawa berdasarkan sudut dan panjang ikatan, energi total molekul maupun
distribusi elektronnya. Hasil prediksi toksisitas menggunakan ADMET
Predictorâ„¢ menunjukkan bahwa senyawa D3,4BCPP memiliki toksisitas akut
terhadap tikus; D3,4BCPDPP mempunyai toksisitas akut pada tikus dan bersifat
hepatotoksik; senyawa Re-D3,4BCPP mempunyai toksisitas akut pada tikus,
bersifat hepatotoksik dan ada kemungkinan karsinogenik pada tikus dengan
mekanisme yang membutuhkan aktivasi mikrosomal hati; dan senyawa Re-
D3,4BCPDPP mempunyai toksisitas akut pada tikus dan bersifat hepatotoksik.
Namun semua toksisitas itu dapat terjadi jika melewati dosis toksiknya yang
tinggi (di atas 3,16 mg/kg bobot badan/hari).
Sintesis D3,4BCPP dan D3,4BCPDPP menggunakan metode Lindsey dan Wagner
yang dimodifikasi dengan penggunaan dipirometana dan 5-fenildipirometana,
menghasilkan senyawa murni D3,4BCPDPP berbentuk kristal berwarna ungu larut
air. Kedua senyawa tersebut dikarakterisasi dengan spektrofotometri resonansi
magnetik inti.
Pelabelan senyawa D3,4BCPDPP dan D3,4BCPP dengan radionuklida
186
Re
menghasilkan kompleks
186
Re-D3,4BCPDPP dan
186
Re-D3,4BCPP dengan
efektivitas pelabelan berturut-turut 92% dan 91,6% yang diperoleh dengan
mekanisme reaksi transkelasi pada kondisi optimum reaksi pada pH 4-5, reduktor
SnCl2, waktu inkubasi 60 menit pada suhu kamar, dan penambahan vitamin C
untuk meningkatkan stabilitasnya pada penyimpanan.
Uji biodistribusi pada mencit normal dan mencit yang diinduksi kanker
menunjukkan retensi
186
Re-D3,4BCPDPP yang rendah pada organ-organ vital.
Pada mencit yang diinduksi kanker, distribusi
186
Re-D3,4BCPDPP pada tumor 2
jam setelah penyuntikan sebesar 1,45 %ID/g yang bertahan pada level 0,81 %ID/g
pada 24 jam setelah penyuntikan. Rasio distribusi
186
Re-D3,4BCPDPP pada tumor
terhadap darah pada 2 jam, 4 jam, dan 24 jam setelah penyuntikan berturut-turut
adalah 0,621; 0,943; dan 1,07. Sementara rasio distribusi
186
Re-D3,4BCPDPP pada
tumor terhadap otot pada 2, 4, dan 24 jam setelah penyuntikan berturut-turut
adalah 3,5; 3,4; dan 6,2. Hal ini menunjukkan selektivitas ikatan
186
Re-
D3,4BCPDPP pada tumor, dibandingkan dengan jaringan/organ normal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa senyawa
186
Re-
D3,4BCPDPP memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai radiofarmaka yang
aman dan efektif untuk diagnosis dan terapi kanker.