digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fransiska Kurniawan
PUBLIC yana mulyana

Melanoma merupakan tipe kanker kulit yang paling mematikan yang berasal dari melanosit, sel pigmen terspesialisasi yang banyak ditemukan di kulit. Kanker melanoma metastatik sangat sulit untuk disembuhkan dengan metode terapi kanker yang ada saat ini, seperti pembedahan. Hal ini menjadi kesempatan baik untuk mendesain dan mengembangkan radiofarmaka baru menggunakan Renium (Re) terapi dan menggunakan Teknesium (Tc) untuk keperluan diagnosa. Berdasarkan karakteristiknya, radiofarmaka baru ini diharapkan dapat bekerja pada area kanker secara selektif dan juga menimbulkan efek merugikan yang lebih kecil. Senyawa porfirin larut air seperti 5,10,15,20-tetrakis-[3,4-bis-(karboksimetilenenoksi)fenil] porfirin (T3 4BCPP) dilaporkan dapat digunakan secara eksperimen dan efektif sebagai ligan radiofarmaka untuk pencitraan kanker melanoma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain dan mengembangkan turunan diazolilporfirin baru sebagai ligan radiofarmaka yang memiliki selektivitas dan afinitas lebih baik dibandingkan dengan T3,4BCPP berdasarkan studi in silico. Delapan tipe imidazolilporfirin berlabel Re dan Tc serta delapan tipe pirazolilporfirin berlabel Re dan Tc dioptimasi menggunakan perangkat lunak Gaussian 09 untuk mengetahui muatan parsial per atom, kemudian senyawa ini yang akan di-docking ke reseptor Fibroblast Growth Factor I (FGFRI, PDB ID: 5AM6) menggunakan perangkat lunak AutoDock 4.2. Untuk meniru kondisi biologis dari tubuh, maka reseptor disimulasikan terlebih dahulu dengan simulasi dinamika molekul selama 30 ns menggunakan perangkat lunak NAMD 2.10 pada 37 oc, kemudian konformasinya digunakan pada simulasi docking. Dovitinib (ligan alami dari FGFRI), Re-Ti,4BCPP and Tc-T3 4BCPP juga digunakan dalam studi ini sebagai perbandingan. Dari hasii simulasi dinamika molekul, diperoleh RMSD untuk FGFRI sebesar 3,8 Å, yang menunjukkan bahwa ada perbedaan konformasi FGFRI yang signifikan antara suhu —273 o c dan 37 oc yang dapat mempengaruhi hasil docking. Hasil docking Tc-T3,4BCPP memiliki energi bebas ikatan +1,31 kkal/mol dan Re-T3 4BCPP sebesar —0,01 kkal/mol. Dari seluruh turunan imidazolilporfirin yang dipelajari, senyawa Tccm 4BCPMIP (Tc-5, 10-di-[3 ,4-bis-(karboksimetilenoksi)fenil]-15 I ,2dimetilimidazolium-4-il) porfirin) dan Re-cD3,4BCPIP memberikan hasil docking terbaik. Tc-cD3,4BCPMIP memiliki energi bebas ikatan —4,06 kkal/mol dengan 10 ikatan hidrogen, sedangkan Re-cD3,4BCPIP memiliki energi bebas ikatan sebesar —4,35 kkal/mol dengan 7 ikatan hidrogen. Untuk turunan pirazolporfinn, Tc-D3,4BCPPzP (Tc-5,15-di-[3,4-bis-(karboksimetilenoksi)fenil]10,20-di-(metil-pirazol-4-il)-porfirin) dan Re-cD3,4BCPPzP (Re-5,10-di-[3,4-bis(karboksimetilenoksi)fenil]-15,20-di-(metil-pirazol-4-il)-porfirin) memberikan hasil docking terbaik. Tc-D3 4BCPPzP memiliki energi bebas ikatan sebesar —6,45 kkal/mol dengan 4 ikatan hidrogen sedangkan energi bebas ikatan untuk RecD3,4BCPPzP sebesar —4,07 kkal/mol dengan 7 ikatan hidrogen. Berdasarkan hasil studi in silico, maka dapat disimpulkan bahwa cD3 4BCPIP dan D3,4BCPPzP adalah turunan diazolilporfirin yang berpotensi sebagai kandidat ligan kit radiofarmaka untuk kanker melanoma yang memiliki selektivitas lebih baik daripada T3 4BCPP.