Jerawat adalah suatu proses peradangan kronik kelenjar pilosebaseus yang ditandai dengan
keberadaan lesi non inflamasi dan inflamasi. Pengobatan jerawat dapat dilakukan dengan
cara menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Namun, pemberian
antibiotik jangka panjang baik secara oral maupun topikal dapat menyebabkan resistensi
bakteri P.acnes. Kulit pisang banyak digunakan secara tradisional untuk menghilangkan
jerawat dan dikenal memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol kulit pisang, formulasi
sediaan gel dari ekstrak etanol kulit pisang dan menguji aktivitas antibakterinya terhadap P.
acnes serta uji iritasi primer terhadap kelinci albino galur New Zealand. Kulit pisang
diekstraksi menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol 96%. Konsentrasi hambat
minimum (KHM) ekstrak kulit pisang ditentukan menggunakan metode mikrodilusi cair.
Selanjutnya, dilakukan pengembangan formula gel ekstrak etanol kulit pisang. Formula
tersebut dievaluasi meliputi organoleptik, viskositas, pH, penentuan aktivitas antibakteri, uji
stabilita dipercepat, dan uji iritasi primer. Uji stabilita dilakukan selama 30 hari pada suhu
25
o
C dan 40
o
C dengan kelembaban 75%. Rendemen ekstrak yang diperoleh 9,76% b/b.
KHM ekstrak kulit pisang adalah 5 mg/mL. Aktivitas antibakteri 5 mg/mL ekstrak kulit
pisang setara dengan 30,56 ppm tetrasiklin HCl. Setelah dilakukan optimasi formula,
formula akhir gel ekstrak etanol kulit pisang terdiri dari 8% ekstrak kulit pisang, 8% HPMC,
15% propilen glikol, 1% natrium metabisulfit, 13,6% etanol 96%, dan 54,4% akuades.
Selama penyimpanan, gel tidak mengalami perubahan warna dan bau. Hasil perhitungan
statistik menggunakan metode t-student menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
bermakna pada pH dan viskositas sediaan selama penyimpanan. Namun, terdapat perbedaan
bermakna (P < 0,05) pada diameter hambat terhadap P.acnes selama penyimpanan, baik
untuk sediaan yang disimpan pada suhu 25
o
C maupun 40
o
C, 75% RH. Uji iritasi primer
terhadap kelinci albino galur New Zealand menunjukkan bahwa sediaan gel tidak
menyebabkan iritasi. Sediaan gel yang mengandung 8% ekstrak etanol kulit pisang dapat
menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes. Formula tersebut menunjukkan warna,
bau, pH, dan viskositas yang stabil namun terjadi penurunan diameter hambat yang
signifikan selama penyimpanan. Uji iritasi primer menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit
pisang aman untuk dioleskan pada kulit.
Perpustakaan Digital ITB