ABSTRAK Septi Rahma Wati
PUBLIC yana mulyana
COVER Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Septi Rahma Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan mikroba yang resisten terhadap antibiotik, menimbulkan masalah baru yang
mendorong dibutuhkannya penelitian sumber antibiotik baru. Salah satu sumber antimikroba baru
yang banyak diteliti saat ini adalah jamur endofit. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur
endofit dari spons laut yang diperoleh dari perairan Kepulauan Seribu dan Pulau Samalona serta
menguji aktivitasnya terhadap E.coli ATCC 8739, S.aureus ATCC 6538, dan C.albicans ATCC 10231.
Isolasi jamur dilakukan dalam media YPD agar dan setiap jamur murni difermentasi selama 21 hari
dalam media YPD cair. Miselium dan media kultur dipisahkan dengan metode filtrasi. Kemudian
miselum diekstraksi dengan metode maserasi dan media kultur diekstraksi dengan metode
ekstraksi cair-cair menggunakan etil asetat. Setiap ekstrak diuji aktivitas antimikrobanya melalui
penentuan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bakterisida/fungisida
minimum (KBM/KFM). Hasil penelitian ini diperoleh 11 isolat jamur yang diberi kode SRMF1 hingga
SRMF11 dan seluruh ekstraknya memiliki aktivitas terhadap satu atau kedua bakteri uji dan hanya
6 ekstrak dari 4 jenis jamur berbeda yang memiliki aktivitas terhadap C.albicans. Aktivitas
antibakteri terbesar ditunjukkan oleh ekstrak kultur miselium SRMF1 (32µg/mL) terhadap S.aureus,
ekstrak media kultur SRMF2 (16µg/mL) terhadap E.coli, dan ekstrak kultur miselium SRMF1
(32µg/mL) terhadap C.albicans. Nilai KBM terendah ialah 512µg/mL yang ditunjukkan oleh ekstrak
media kultur SRMF10 terhadap S.aureus serta ekstrak kultur miselium SRMF7 dan SRMF9 terhadap
E.coli, sedangkan KFM terendah sebesar 64µg/mL dimiliki oleh ekstrak kultur miselium SRMF1.
Dengan demikian, jamur endofit yang diisolasi dari spons laut menunjukkan aktivitasnya terhadap
bakteri dan jamur sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai antimikroba.