digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Haru Setia Nugroho
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Haru Setia Nugroho
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Haru Setia Nugroho
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Haru Setia Nugroho
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Haru Setia Nugroho
Terbatas Yoninur Almira
» ITB


Konsep pengembangan ekonomi lokal (PEL) yang berusaha meningkatkan standar kehidupan minimal komunitas serta meningkatkannya seiring waktu, mengurangi kesenjangan, meningkatkan dan mendorong penggunaan sumberdaya produksi yang berkelanjutan yang didalamnya diperlukan pengembangan basis sektor atau komoditas yang memiiki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dengan produk sektor sejenis dari daerah lain. Komoditas kentang Kabupaten Banjarnegara yang memiliki keunggulan tersebut ternyata keadaannya selalu mengalami penurunan, dan dengan minat masyarakatnya pada sektor pertanian yang rendah dan lahannya tidak berkelanjutan membuat komoditas sebagai basis komoditas perlu dipertahankan supaya mampu mencapai tujuan konsep pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan sistem agribisnis yang mengembangkan pertanian lebih luas dari sekedar sektor pertanian, melainkan mengintegrasikan kegiatan hulu hingga hilir termasuk pada industri pengolahan, pemasarannya dan industri hulu diharapkan mampu meningkatkan daya tawar petani kentang, meningkatkan produksi, dan efisensi serta memberikan efek pengganda pengganda pada sektor lainnya, namun hal tersebut perlu diimbangi dengan kegiatan kolektif yang menggabungkan unit petani yang kecil dan terpisah dan mengubah pengelolaan individu menjadi pengelolaan bersama. , sehingga dalam penelitian ini dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi setiap fungsi pengelolaan bersama dalam setiap subsistem agribisnis, untuk mengetahui kemampuan kabupaten Banjarnegara dalam memertahankan komoditas basisnya. Menggunakan dua kasus studi sebagai alat dalam melihat pengaruh kolektivitas agribisnis terhadap tercapainya tujuan PEL, ternyata didapatkan kedua kasus yang dipilih sama sama tidak memiliki kolektivitas agribisnis yang cukup dalam memertahankan komoditas kentang yang sedang krisis tersebut, malahan ditemukan fakta bahwa perbedaan produktiviitas di kedua kasus disebabkan oleh faktor fisik (alam), namun meskipun alam dalam kondisi bagus jika tidak disertai dengan kegiatan kolektif agribisnis tidak dapat bertahan selamanya dan malah semakin menurun