digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Pratama Rizky Nugraha
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

Ampas kopi merupakan limbah dari proses pembuatan kopi. Di Indonesia, konsumsi kopi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya tanpa adanya upaya pemanfaatan ampas kopi. Torefaksi Basah adalah proses termokimia dengan menggunakan air pada temperatur dan tekanan tinggi dan pada penelitian lain telah dapat menghasilkan bahan bakar padat berkualitas tinggi. Hasil-hasil tersebut memperkuat alasan melakukan penelitian mengenai peningkatan kualitas ampas kopi menggunakan proses torefaksi basah. Untuk meningkatkan kemampuan transpor produk torefaksi basah, dilakukan pembriketan tanpa perekat agar densitas produk meningkat. Pada penelitian ini, pemrosesan divariasikan pada rentang temperatur 150–200 C serta waktu tunggu 0 dan 30 menit. Produk proses torefaksi basah lalu dibriket pada tekanan 500–1500 bar. Produk torefaksi basah dan briket kemudian dilihat karakteristiknya, yaitu nilai kalor, kandungan nitrogen, massa jenis dan ketahanan briket. Dengan melihat karakteristik dari produk yang dihasilkan, dipilihlah parameter yang paling baik dari proses torefaksi basah dan pembriketan dengan mempertimbangkan kesetimbangan energi proses dalam bentuk “self-sustainability ratio”. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses torefaksi basah pada temperatur 175 C dengan waktu tunggu 30 menit menghasilkan produk yang memiliki nilai kalor di atas batubara subbituminus C, yaitu sebesar 31.930,18 kJ/kg. Kandungan nitrogen produk serupa dengan kandungan nitrogen pada batubara yaitu (1,03%). Produk padatan dari proses tersebut dapat dibriket dengan tekanan 500 bar dan memiliki ketahanan di atas standar dengan nilai DSI 94,23% yang memenuhi standar ketahanan briket.