ABSTRAK Meutia Raudy Averselazne T
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Limbah ampas kopi merupakan salah satu jenis limbah organik yang dihasilkan dalam jumlah besar setiap tahunnya di seluruh dunia menurut CoffeeForm (2024). Limbah ini umumnya dianggap sebagai produk sisa yang tidak bernilai, namun memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi, menjadikannya substrat potensial untuk produksi mycelium-based leather (MBL). MBL merupakan bahan biomaterial yang diproduksi melalui budidaya jamur pelapuk seperti Trametes, Pleurotus, dan Ganoderma lucidum. Jamur-jamur ini tumbuh dengan baik pada substrat berbasis lignoselulosa, seperti serbuk kayu, jerami, maupun limbah pertanian lainnya. Dengan ketersediaannya yang melimpah, serta kandungan nutrien yang mendukung pertumbuhan jamur, ampas kopi dinilai memiliki potensi besar sebagai substrat produksi MBL. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengoptimasi produksi inokulum serbuk dan MBL dengan menggunakan jamur Ganoderma lucidum pada substrat ampas kopi dan variasi perbandingan substrat ampas kopi:serbuk kayu, serta (2) menentukan karakteristik fisik MBL yang dihasilkan dari berbagai variasi substrat. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan utama. Tahap pertama adalah pembuatan inokulum spora untuk menentukan umur spora yang memiliki viabilitas tertinggi. Viabilitas dihitung dengan metode total plate count (TPC) pada media Potato Dextrose Agar (PDA), sementara tingkat sporulasi diamati menggunakan mikroskop dan hemositometer. Tahap kedua adalah pembuatan inokulum serbuk, disertai pengukuran pH dan pengujian aktivitas enzim selama 35 hari masa inkubasi. Aktivitas enzim lakase diukur dengan metode reagen ABTS pada panjang gelombang 420 nm menggunakan spektrofotometer, sedangkan aktivitas selulase diuji melalui zona bening pada medium CMC. Pengambilan sampel dilakukan setiap lima hari. Tahap ketiga adalah produksi MBL menggunakan variasi rasio serbuk kayu dan ampas kopi: 0:100, 30:70, 50:50, dan 100:0, yang diinkubasi selama 60 hari. Evaluasi dilakukan melalui pengukuran ketebalan lembaran, persentase pertumbuhan permukaan (coverage), serta uji mekanik berupa uji tarik dan uji tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spora berumur 5 hari memiliki viabilitas tertinggi (100%) dan digunakan sebagai inokulum awal. Inokulum serbuk terbaik berasal dari variasi substrat 50:50, dengan aktivitas lakase tertinggi (16,81 U/mL pada hari ke-20) dan zona hambat selulase 1,37 cm. Produksi MBL terbaik diperoleh pada rasio 30:70, menghasilkan ketebalan 3 cm, kekuatan tarik 3,58 MPa, modulus Young 15,72 MPa, displacement 2,94 mm, dan modulus tekan 7,01 MPa. Kombinasi substrat ini menghasilkan MBL dengan karakteristik fisik yang paling optimal.
Perpustakaan Digital ITB