Sebagai negara yang memiliki populasi Muslim terbesar, Indonesia telah menginspirasi untuk pertumbuhan gaya hidup Islam. di Indonesia, 'hijrah' yang ditafsirkan sebagai perubahan ke arah yang lebih baik bahkan menjadi gaya hidup kontemporer. Belakangan, yang baru dan tak kalah penting adalah munculnya para imam muda atau pemimpin agama. Menggunakan bahasa yang mudah dicerna, mengenakan pakaian yang jauh dari sosok ustadz, dan memilih topik dakwah yang sehari-hari dekat dengan anak muda, menjadikan mereka panutan generasi baru Muslim. Semua itu adalah bukti bahwa Islam dapat menjadi bagian dari gaya hidup kontemporer baru. Peluang ini dimanfaatkan oleh Kaumadam, merek yang bekerja di industri busana muslim dari Bandung, Indonesia. Namun, selama satu tahun terakhir Kaumadam memiliki beberapa masalah seperti kurangnya sumber daya manusia, tidak memiliki keunggulan keunggulan untuk bersaing dengan merek lain dan Kaumadam harus tahu untuk memberikan strategi untuk pelanggan juga dan juga membuat target penjualan untuk tiga berikutnya tahun. Peneliti menggunakan metodologi deskriptif dan kualitatif untuk membuat strategi pemasaran baru dengan beberapa alat seperti data analisis pendapatan, analisis SWOT, dan analisis Porter's Five Forces untuk membahas lebih lanjut tentang kondisi bisnis eksternal Kaumadam. Selanjutnya, peneliti menggunakan wawancara menggunakan teori purposive sampling untuk mengetahui segmen pelanggan Kaumadam dan mendapatkan lebih banyak wawasan dari perspektif pelanggan Kaumadam. Sebagian besar yang diwawancarai adalah pelanggan Kaumadam yang memiliki minat yang sama berdasarkan empat segmen tokoh Muslim kelas menengah yang diwakili oleh pembelian berulang dan loyalitas pelanggan. Menurut hasil penelitian, ada beberapa temuan pada perspektif pelanggan untuk memperkuat strategi pemasaran Kaumadam. Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan, peneliti menggunakan strategi benchmarking terhadap analisis pesaing sebagai strategi untuk mengadaptasi strategi perusahaan dan promosi pemasaran. Peneliti mengusulkan strategi pemasaran baru yang dapat meningkatkan positioning Kaumadam dan mendapatkan lebih banyak penjualan di masa depan. Menggunakan bagan IBC yang berasal dari analisis STP ada empat langkah strategi yang dapat diadopsi dan disampaikan kepada pelanggan yang diklasifikasikan ke dalam komunikasi pemasaran yang mewakili analisis merek strategis, proposisi nilai, posisi, dan esensi merek. Selain itu, peneliti membuat garis waktu implementasi dan rencana aksi untuk memantau strategi agar perusahaan tetap pada jalur dengan rencana dan implementasi penganggaran.
Perpustakaan Digital ITB