digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatnya jumlah pengguna smartphone, penyebaran penetrasi internet yang lebih luas dalam penggunaan perangkat seluler dan konsumsi data seluler menyebabkan pertumbuhan yang cepat di industri telekomunikasi. Ini merupakan peluang pasar yang menjanjikan untuk bisnis menara telekomunikasi untuk memenuhi perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang mendukung layanan dan infrastrukturnya. Pertumbuhan pengguna layanan telekomunikasi memberikan dampak signifikan pada bisnis perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Sayangnya, laba bersih dari PT Bali Towerindo Sentra lebih rendah daripada perusahaan di industri yang sama. Untuk meningkatkan laba, PT Bali Towerindo harus mengembangkan bisnis dan penting untuk mencocokkan aset yang dibiayai. Oleh karena itu, menentukan struktur modal yang optimal sangat penting untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Analisis dalam perumusan masalah menggunakan dua analisis yaitu analisis eksternal dan analisis internal. Analisis eksternal terdiri dari PESTEL dan Porter Five Forces. Analisis internal terdiri dari sistem DuPont dan rasio keuangan lainnya. Berdasarkan analisis masalah bisnis yang muncul, ditemukan bahwa utang PT Bali Towerindo Sentra lebih rendah daripada rata-rata industri; Namun, rasio cakupan bunga lebih tinggi dari rata-rata industri.Simulasi untuk menemukan rasio utang optimal menggunakan tahun 2018 dan 2019 dengan pendekatan cost of capital. Rasio utang optimal adalah ketika nilai cost of capital terendah dan nilai perusahaan tertinggi. Berdasarkan perhitungan struktur modal optimal, dapat disimpulkan bahwa struktur modal pada tahun 2018 adalah 50,73% dan optimal adalah 40%. Struktur modal yang diperkirakan pada tahun 2019 adalah 52,11% dan optimal adalah 40%. Untuk mencapai rasio utang yang optimal, perlu menemukan cost of capital terendah sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan. Pengurangan rasio utang pada tahun 2018, dapat meningkat nilai perusahaan sebesar Rp132.923 juta dan pada tahun 2019 nilai perusahaan dapat meningkat sebesar Rp167.604 juta.