digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanah merupakan salah satu modal utama bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya, utamanya untuk industri-industri pabrikan maupun industri-industri yang memerlukan perluasan lahan/ pabrik/ Gudang/ lapangan. Namun permasalahan tanah juga sering terjadi dan menghambat proses bisnis suatu perusahaan, sebagai contoh adanya sengketa tanah oleh pihak lain. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan. Perusahaan meliputi 43 pelabuhan yang tersebar di tujuh propinsi, dengan total aset tetap tanah sekitar 2.439 Ha. Dari total tanah tersebut masih terdapat 23,16% atau sekitar 564 Ha yang belum dimanfaatkan/idle. Adanya tanah idle dapat berdampak dikuasainya tanah oleh pihak lain secara illegal dan berisiko timbulnya biaya kompensasi yang tinggi, sehingga perlu strategi pemasaran yang tepat untuk dapat mengoptimalkan tanah idle tersebut. Obyek penelitian pada tugas akhir kali ini adalah adanya tanah yang belum dimanfaatkan/ tanah idle di Pelabuhan Tegal. Berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) area dimaksud berada di zona docking/ galangan. Industri galangan meliputi pembangunan kapal baru, perbaikan / pemeliharaan kapal, penyediaan komponen kapal, “ship-scraping” dan juga konsultan perkapalan. Guna penyelesaian pemasalahan, diperlukan “conceptual framework” untuk mendapatkan beberapa alternative strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan. Untuk penelitian kali ini akan menggunakan analisa ekternal dan internal, untuk analisa eksternal menggunakan “PEST Analysis”; “Porter’s Five Forces Analysis”; Analisa Pesaing dan “Customer/Market Behavior”. Sedangkan untuk analisa internal menggunakan analisa “Marketing Mix”, “Resources Analysis” dan “value chain analysis”. Selanjutnya dari analisa tersebut dilakukan analisa SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan kesempatan perusahaan. Melalui “Five Why Analysis” dan “TOWS Analysis” diperoleh enam alternatif strategi pemasaran, dan dari enam alternatif tersebut, strategi kerjasama dengan perusahaan/ mitra melalui kerjasama pemanfaatan aset merupakan strategi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tanah di Pelabuhan Tegal.