digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Budaya organisasi adalah hal yang tidak terlihat karena merupakan cerminan dari perilaku, gerak tubuh, dan karakteristik organisasi itu sendiri. Budaya organisasi yang telah ditentukan oleh perusahaan harus diterjemahkan ke dalam nilai-nilai individual untuk setiap karyawan karena itu adalah perubahan dalam arah bisnis dan manajemen perusahaan. Untuk mengukur penerapan budaya perusahaan, ada alat pengukuran yang dikenal sebagai Indeks Kesehatan Budaya Organisasi (OCHI). Itu adalah alat untuk mengidentifikasi budaya perusahaan dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan menggunakan kemampuan generik yang akan dibebankan kepada karyawan perusahaan. Berdasarkan alat ini, pengukuran kesehatan budaya organisasi di PT PelabuhanIndonesia III (Persero) dirilis pada Mei 2018, di mana "Care" memiliki titik terendah 12% dari nilai 20% yang diharapkan. Salah satu kendala kegagalan untuk mencapai adalah kepemimpinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kembali proses internalisasi budaya perusahaan yang dilakukan oleh manajemen perubahan dan mengembangkan beberapa program kegiatan internalisasi budaya perusahaan dengan kepemilikan panggung di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dengan menggunakan studi eksplorasi, proporsional stratified random pengambilan sampel dan analisis data kualitatif. Setelah melakukan wawancara dengan 15 responden dari semua tingkat karyawan di semua area kerja PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), hasil analisis data kualitatif diperoleh dari seberapa penting pemimpin sebagai panutan dalam menerapkan budaya perusahaan. Ada teknik kampanye yang tidak efektif untuk semua karyawan dan beberapa program manajemen perubahan tidak lagi aktif dan perlu diperbarui. Suasana lingkungan kerja juga memengaruhi penciptaan budaya perusahaan yang lebih "peduli" dengan sesama karyawan dan konsumen.