digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang desain, pengembangan dan pembuatan pesawat dan helikopter untuk sipil dan militer. Untuk menghadapi perubahan lingkungan global yang sangat cepat terjadi, perusahaan harus menyusun strategi untuk dapat bertahan dan bertumbuh. Sejarah perusahaan yang pernah melewati masa-masa sulit dimana pada tahun 2000-2002 perusahaan menghadapi masalah financial yang menyebabkan perusahaan harus memberhentikan sebagian besar karyawannya. Selain memberikan dampak positif seperti pengurangan biaya, downsizing juga menyebabkan dampak negatif yaitu munculnya respon dari surviving employee melalui sikap dan perilaku yang berdampak buruk pada kinerja. Selain itu, masalah financial ini kemudian yang menyebabkan perusahaan tidak melakukan perekrutan selama 10 tahun sehingga muncul gap generasi antar karyawan. Karyawan dengan jumlah paling besar berumur 25-35 sedangkan jumlah terbesar kedua berumur 55-60 tahun yang merupakan karyawan yang telah melalui masa dimana perusahaan melakukan downsizing. Kondisi ini memunculkan masalah berhubungan dengan perbedaan pandangan dalam pengambilan keputusan di PT X. Respon terhadap downsizing menyebabkan senior employee selalu merasa terancam dengan posisi mereka didalam pekerjaan sehingga mereka tidak mau melibatkan karyawan lain termasuk di dalam proses pengambilan keputusan. Sementara itu, karyawan yang tidak memiliki kesempatan untuk terlibat di dalam pengambilan keputusan akan berdampak pada kurangnya engagement terhadap pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara empowering leadership dan creative process engagement dengan menggunakan psychological empowerment sebagai variabel moderasi. Empowering leadership diukur dengan menggunakan dimensi enhance meaning, promote participation and express confidence. Variabel creative process engagement diukur dengan menggunakan dimensi problem identification and idea generation. Sedangkan, variabel psychological empowerment diukur dengan menggunakan dimensi meaning and competence. Selain itu penelitian ini juga mencoba memberikan solusi-solusi berhubungan dengan business issue. Hubungan antara variabel-variabel di dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan uji regresi dan korelasi. Hasil analisis data dengan mengunkan regresi menunjukkan terdapat pengaruh signifikan empowering leadership terhadap creative process engagement di PT X. Keterlibatan psychological empowerment sebagai variabel moderasi memperkuat hubungan antara empowering leadership dengan creative process engagement. Hasil uji korelasi antara dimensi-dimensi pada setiap variabel menunjukkan: pertama, hubungan antara dimensi pada variabel empowering leadership dan creative process engagement dimana dimensi promote participation dan express confidence memiliki hubungan signifikan terhadap problem identification dan idea generation di PT X. Kedua, hubungan antara dimensi empowering leadership, psychological empowerment dan creative process engagement menunjukkan dimensi promote participation dan competence memiliki hubungan yang signifikan, dimensi express confidence dan meaning memiliki hubungan signifikan, meaning memiliki hubungan signifikan dengan problem identification dan idea generation, dan meaning juga memiliki hubungan dengan problem identification dan idea generation di PT X. Root cause analysis dilakukan dengan menggunakan CRT (Current Reality Tree) yang menunjukkan bahwa akar permasalahannya adalah gaya kepemimpinan yang tidak sesuai. Inapropriate leadership style berdampak terhadap kurangnya kesempatan karyawan untuk terlibat di dalam proses pengambilan keputusan serta kompetensi karyawan yang disebabkan oleh kurangnya people development yang pada akhirnya masalah-masalah ini akan berujung pada lack of employee engagement in creative process. Sehingga peneliti merumuskan beberapa alternatif solusi berhubungan dengan business issue dan root cause yaitu soft skill training, intimate discussion,day out, family gathering dan membuat space for creativity.