Adanya pasar modal mendorong alokasi dana yang efisien karena mereka yang memiliki kelebihan dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang optimal dengan harapan orang yang berinvestasi akan
mendapat untung atau pengembalian dan nilainya semakin meningkat. Instrumen keuangan di pasar modal
bisa dalam bentuk saham, obligasi, waran, dan derivatif, serta reksadana. Di Indonesia, reksadana mulai
menjadi pilihan investor untuk menempatkan uang mereka. Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan total aset
kelolaan (AUM), jumlah produk, dan jumlah investor. Hingga akhir tahun 2018, total aset kelolaan
mencapai 507 triliun rupiah, total produk reksadana mencapai 2.040 produk, dan jumlah investor mencapai
satu juta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik investor reksa dana berdasarkan gaya hidup
digital dan menentukan faktor apa yang mempengaruhi niat berinvestasi pada produk reksa dana, dengan
menggunakan pendekatan dari teori perilaku terencana. Teori perilaku terencana dapat digunakan untuk
memprediksi dan memahami faktor-faktor yang menentukan perilaku. Teori tersebut mengidentifikasi
bahwa sikap, norma subyektif dan perilaku kontrol yang dirasakan secara kolektif akan mengarah pada
pembentukan niat perilaku. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah independent t-test dan analisis jalur.
Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yang melibatkan investor reksa dana
Indonesia.
Terkait dengan gaya hidup digital, terdapat perbedaan signifikan gaya hidup digital berdasarkan jenis
kelamin, domisili, dan pendapatan bulanan. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak
menerapkan gaya hidup digital daripada pria. Dilihat dari domisili, responden dari Jabodetabek memiliki
indeks lebih tinggi daripada responden dari Jawa Timur. Dari perspektif pendapatan bulanan, responden
yang memiliki pendapatan lebih tinggi memiliki indeks gaya hidup digital yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pendapatan yang lebih rendah.
Sementara terkait dengan teori perilaku terencana terhadap niat investasi, menunjukkan bahwa variabel
sikap menjadi prediktor terkuat pada niat berinvestasi dalam produk reksadana. Latar belakang investor
berinvestasi di reksa dana karena evaluasi pribadi mereka terhadap reksadana. Sedangkan norma subyektif
dan persepsi perilaku kontrol ditemukan tidak signifikan. Hal ini terjadi karena kegiatan investasi dianggap
sebagai masalah pribadi dan orang mungkin tidak terbuka terhadap orang lain juga perbedaan pengalaman
investasi karena peraturan dan sistem yang berubah menjadi alasan norma subyektif dan perilaku kontrol
yang dirasakan tidak signifikan terhadap niat investasi reksa dana
Perpustakaan Digital ITB