digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sampah plastik telah menjadi perhatian lingkungan utama di Bandung, dengan botol plastik sekali pakai memberikan kontribusi besar terhadap polusi lokal. Botol minum ulang menawarkan solusi praktis untuk membantu mengurangi permasalahan ini. Namun, banyak individu, terutama dari Generasi Z yang sering dianggap memiliki kesadaran lingkungan tinggi, mengalami kesulitan dalam mengubah niat mereka menjadi perilaku yang konsisten. Fenomena ini dikenal sebagai intention-behavior gap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah Green Product Availability (GPA), Perceived Consumer Effectiveness (PCE), dan Actual Behavioral Control (ABC) memoderasi hubungan antara Green Consumption Intention (GCI) dan Green Consumption Behavior (GCB) dalam konteks penggunaan botol minum ulang di kalangan Gen Z di Bandung. Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai landasan teoritis dan menerapkan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui non-probability purposive sampling, melibatkan 234 individu Gen Z di Bandung yang memiliki setidaknya satu botol air minum ulang karena kepedulian terhadap lingkungan. Data dianalisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa niat secara signifikan memengaruhi perilaku, tetapi hubungan tersebut dibentuk oleh berbagai faktor. GPA tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, PCE menunjukkan pengaruh negatif, sementara ABC secara positif memengaruhi keselarasan antara niat dan perilaku. Temuan ini menekankan bahwa motivasi internal saja tidak cukup. Kondisi nyata dan persepsi kontrol memainkan peran penting dalam mendukung perilaku berkelanjutan. Hal ini menyoroti perlunya strategi yang melampaui kesadaran dan berfokus pada pemberdayaan perilaku hijau dalam kehidupan sehari-hari.